Saat itu ia sempat menjadi tawanan Jepang dan ditahan, namun ia berhasil melarikan diri.
Selepas melarikan diri tersebut, ia mengikuti kursus Pusat Latihan Pemuda, Keibodan (barisan pembantu polisi), Seinendan (barisan pemuda), dan Syuisyintai (barisan pelopor).
Baca Juga: Soeprapto Salah Satu Pimpinan TRIP Diberondong Peluru PKI pada 28 September 1948
Setelah ia mengikuti dan bergabung dengan latihan-latihan tersebut, lalu ia pun bekerja di Kantor Pendidikan Masyarakat.
Sedangkan awal Jenderal ini masuk secara resmi ke militer adalah saat revolusi Indonesia sedang berkecamuk di mana-mana.
Seperti halnya di Cilacap, ia ikut melucuti senjata Jepang dan bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Purwokerto.
Saat dirinya sudah bergabung dengan TKR, ia pun sering mengikuti pertempuran, seperti pertempuran di Ambarawa melawan sekutu.
Pertempuran di Ambarawa inilah yang membawa dirinya menjadi salah satu orang kepercayaan Jenderal Soedirman.
Bahkan dalam buku yang sama dituliskan, ia menjadi salah satu ajudan Panglima Besar Jenderal Soedirman kala itu.
Selepas Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan, ia sering berpindah tugas. Pertama ia ditugaskan sebagai Kepala Staf Tentara dan Teritorial (T&T) IV/Diponegoro di Semarang.