PORTAL MAJALENGKA - Selepas membuat huru-hara di Madiun, PKI dan pasukan setianya melebar ke daerah Ngawi.
Peristiwa sepihak PKI ini terjadi di bulan September 1948 dan dipimpin Muso pasca memproklamirkan Republik Soviet Indonesia di Madiun.
PKI selanjutnya seolah mempunyai keberanian lebih dalam menumpas orang-orang yang menghalangi tercapainya tujuan.
Baca Juga: 30 Orang Dibakar Hidup-hidup oleh PKI di Sebuah Loji Kabupaten Ngawi pada September 1948
Kala itu ramai diperbincangkan tentang banyaknya korban dari kalangan kyai dan santri.
Namun ternyata tidak hanya kyai dan santri yang notabene menolak paham komunis. Tapi banyak pula orang kaya bahkan pejabat daerah yang menjadi korban.
PKI tak segan menghabisi korbannya dengan cara-cara yang kejam seperti mutilasi, membakar hidup-hidup, menyeret korban dengan kuda, sampai diterjunkan ke dalam jurang.
Baca Juga: Timnas Indonesia Kembali Gilas Curacao pada Laga Kedua FIFA Matchday
Seperti yang terjadi dengan Sastro Glombroh, seorang sesepuh Desa Katikan, Kedunggalar, Kabupaten Ngawi.