MERINDING! Meski Sudah Lama Wafat, Wali Allah Mbah Hamid Pasuruan Mampu Bangun Pesantren

- 16 Juli 2022, 09:48 WIB
MERINDING! Meski Sudah Lama Wafat, Wali Allah Mbah Hamid Pasuruan Mampu Bangun Pesantren
MERINDING! Meski Sudah Lama Wafat, Wali Allah Mbah Hamid Pasuruan Mampu Bangun Pesantren /Tangkapan layar facebook/ Dimas Qudsy/

PORTAL MAJALENGKA - KH Abdul Hamid bin Abdullah Umar atau Mbah Hamid Pasuruan merupakan sosok wali Allah yang memiliki akhlak yang mulia.

Mbah Hamid Pasuruan yang lahir pada 1333 H, di Desa Sumber Girang, Lasem, Rembang, Jawa Tengah, itu menjadi panutan tersendiri bagi masyarakat.

Selain karena akhlaknya, Mbah Hamid Pasuruan juga dikenal sebagai wali Allah dengan beberapa keramatnya.

Baca Juga: Kisah Keramat Wali: Demi Lunasi Utang Santrinya, Mbah Hamid Pasuruan Ubah Daun Kering Jadi Uang Kertas

Dikisahkan, salah satu kampung di Klaten Jawa Tengah pernah mengalami kejadian aneh yang sempat membuat geger semua warganya.

Sudah selayaknya, di suatu daerah memang biasanya terdapat tokoh masyarakat yang terpandang akan ilmu agamanya.

Pada satu ketika, tokoh masyarakat di daerah Klaten yang bernama Fulan (bukan nama asli) tersebut kedatangan tamu dari luar kota. Tamu tersebut tak lain adalah wali Allah, Mbah Hamid Pasuruan.

Baca Juga: Nabi Khidir Temui Habib Ahmad Tempel di Masjid Agung Jogjakarta, Tulis Azimat Wali di Kertas

Setelah berbincang-bincang dan mengutarakan maksud kedatangan si tamu ke daerah tersebut, Mbah Hamid Pasuruan langsung menjalankan misinya sebagai seorang pendakwah.

Bisa dibilang, Mbah Hamid Pasuruan dalam menjalankan misi dakwahnya di daerah tersebut berjalan dengan lancar.

Dakwah wali Allah Mbah Hamid Pasuruan tak jauh beda dengan pendakwah lainnya, seperti menggelar pengajian rutinan bersama warga di masjid sekitar.

Baca Juga: Keramat Rajanya Para Wali: Kejujuran Syekh Abdul Qodir Al Jaelani Bikin Kawanan Perampok Insyaf

Jamaah yang mengikuti pengajian Mbah Hamid Pasuruan ini makin hari makin bertambah.

Bahkan jumlah pengajian Mbah Hamid Pasuruan itu terus melonjak tipa minggunya.

Alhasil, masjid yang digunakan wali Allah itu melebihi kapasitas yang ada.

Baca Juga: BANJIR PARAH Terjang Garut akibat Hujan dan Meluapnya Sungai Cipeujeuh, Warga Mengungsi

Hingga beberapa bulan kemudian, jumlah yang mengikuti pengajian Mbah Hamid Pasuruan meluber sampai ke pelataran masjid.

Dari kian banyaknya jamaah yang hadir di pengajiannya, Mbah Hamid Pasuruan terpikirkan untuk membangun pesantren di desa itu.

Karena Mbah Hamid Pasuruan berpikir bahwa mungkin sebagian warga suatu saat akan mengirim anak-anak mereka untuk mengaji dan menimba ilmu di pesantren orang yang belum lama mereka kenal dan menetap di sana.

Baca Juga: Curhat Penuh Harap Mbah Moen kepada Murid Kesayangan sebelum Wafat

Singkat cerita, pesantren yang diimpikan oleh Mbah Hamid Pasuruan di desa itu pun selesai dibangun. Santri dari luar pun berdatangan.

Pembangunan pesantren yang juga terbuka bagi anak warga sekitar itu tak lepas dari salah satu tokoh yang menemani Mbah Hamid Pasuruan.

Sesuai dengan amanat yang diberikan Mbah Hamid Pasuruan kepadanya, sang tokoh masyarakat yang membantunya itu kemudian mengkelola pesantren tersebut dengan baik.

Baca Juga: Kesaktian Habib Empang Bogor saat Leher Diikat Rantai di Penjara, Wali Sakti dari Tanah Sunda

Melihat keadaan pesantren yang semakin hari semakin membaik, pesantren pun pada akhirnya dipasrahkan kepada tokoh masyarakat tersebut.

Selain itu, Mbah Hamid Pasuruan juga berpesan agar selalu menjaga dan merawat pesantren yang didirikannya itu dengan baik.

Pesantren itu berjalan begitu pesat. Saat itulah, Mbah Hamid pergi begitu saja tanpa ada pesan apa pun.

Baca Juga: Gus Dur Segera Merapal Doa-doa saat H Masnuh Kabari Langit Sudah Membelah

Dua tahun silam telah berlalu, kepergian Mbah Hamid Pasuruan dari daerah tersebut menimbulkan tanda tanya dan mendorong rasa penasaran tokoh masyarakat untuk mengetahui keberadaan orang yang telah banyak berjasa di daerahnya tersebut.

Sang tokong masyarakat itu pun teringat sesuatu bahwa sebelum pergi meninggalkan kampungnya dua tahun lalu, Mbah Hamid Pasuruan pernah menuliskan sebuah alamat kepadanya.

Ia pun bergegas mencari kertas yang berisikan alamat yang ditulis sang wali Allah tersebut.

Baca Juga: KISAH WALI SUFI, Abu Nawas Malu Rumahnya Dimasuki Pencuri karena Tidak Memiliki Apa Pun untuk Dicuri

Setelah ditemukan, tokoh masyarakat itu kemudian membaca dan menganalisis di daerah mana alamat tersebut berada. Tertulis di dalamnya adalah alamat Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan.

Tanpa pikir panjang, ia bergegas untuk merencanakan datang ke pondok pesantren tersebut demi mengobati rasa penasarannya.

Esok pun tiba, ia pun lantas berangkat ke Pasuruan. Setelah sampai di Pasuruan, ia pun kesana-kemari mencari alamat yang ada di kertas itu.

Baca Juga: Upaya Rawat Seni dan Tradisi, Lesbumi Kabupaten Cirebon Ajak Warga Hadiri Pasar Seni Rakyat

Usahanya pun membuahkan hasil. Ia akhirnya menemukan alamat yang dicari. Sesampainya di dalam pondok, dia menanyakan ke salah satu santri tentang Mbah Hamid Pasuruan.

Santri yang ia tanya pun sempat kaget dan heran. Namun karena santri itu tahu bahwa Mbah Hamid Pasuruan adalah seorang wali besar, sehingga tidak terlalu kaget.

Sehingga, tatkala ada orang yang mencari wali Allah Mbah Hamid Pasuruan, mungkin orang tersebut pernah bertemu di daerah lain.

Baca Juga: Imam Syafii Disindir Putri Imam Ahmad bin Hanbal Atas 3 Perkara, Salah Satunya Sholat Subuh tanpa Berwudhu

Karena si Fulan, tokoh masyarakat itu bertanya rumah Mbah Hamid Pasuruan, lantas santri itu menyarankan untuk sowan ke Kyai Idris, yang saat itu menjadi pimpinan pondok.

Sesampainya di rumah Kyai Idris, tokoh masyarakat yang sedari tadi penuh rasa penasaran itu langsung bercerita panjang lebar tentabg semua yang terjadi dua tahun silam di desanya.

Kyai Idris yang dari tadi hanya menjadi pendengar tidak percaya dan juga heran.

Baca Juga: Claudio Martinez Dilaporkan Balik Pihak Bar, Jalani Pemeriksaan di Polda Metro Jaya dan Dicecar 20 Pertanyaan

“Hah? . . . , apa benar yang diceritakan bapak itu?” kata Kyai Idris kepada tokoh masyarakat itu.

“Iya betul, sungguh saya bertemu dengan Mbah Hamid Pasuruan. Lha wong saya juga sering salaman dengan beliau. Beliau juga sempat mendirikan sebuah pesantren di sana, tapi ditinggal begitu saja selama dua tahun. Makanya itu saya kemari untuk menayakan kepada Mbah Hamid Pasuruan, mengapa pondoknya di sana kok ditinggal begitu saha?” jelas tokoh masyarakat itu.

“Saya tadi kaget dan tidak percaya dengan cerita sampean, karena Mbah Hamid Pasuruan sudah lama meninggal,” ungkap Kyai Idris.

Baca Juga: Polisi Mengintimidasi Wartawan yang Meliput Rumah Ferdy Sambo, Kini Ditangkap

“Memang anda ini siapa? Kok berani bilang kalau Mbah Hamid Pasuruan sudah wafat?” tanya tokoh masyarakat yang rindu akan Mbah Hamid Pasuruan itu sambil menunjukkan rasa tidak terima terhadap apa yang telah dikatakan Kyai Idris kepadanya.

“Saya putra dari Mbah Hamid Pasuruan” jawab Kyai Idris santai.

Mendengar jawaban itu, kini giliran tokih masyarakat itu yang tidak percaya dan heran.

Baca Juga: Pastikan Satu Gelar di Singapore Open 2022, Fajar-Rian Lengkapi Paket All Indonesian Semifinal

“Kalau Anda masih tidak percaya Mbah Hamid Pasuruan itu sudah meninggal, mari ikut saya, saya akan tunjukkan makam beliau kepada sampean,” kata Kyai Idris yang berusaha meyakinkan tokoh masyarakat tersebut.

Tanpa berpikir panjang, sang tokoh masyarakat itu pun langsung mengiyakan ajakan Kyai Idris.

Akhirnya, keduanya menuju makam Mbah Hamid Pasuruan yang bertempat di kompleks pemakaman di belakang Masjid Jami’ Al Anwar Pasuruan.

Baca Juga: Hati-hati Marak Pegawai KPK Gadungan Lakukan Penipuan dan Pemalsuan, Ini Wajahnya

“Itu makam Abah saya,” kata Kyai Idris sambil menunjukkan makam Mbah Hamid Pasuruan.

Melihat kenyataan itu, sang tokoh masyarakat yang merasa membangun pesantren dengan wali Allah Mbah Hamid Pasuruan itu pun tidak percaya dan heran.

Baru setelah menghampiri makam yang di maksud dan membaca sebuah nama yang tertera di batu nisan makam wali Allah Mbah Hamid Pasuruan, seketika ia pun percaya.

Baca Juga: Saat Mbah Hamid Pasuruan Hendak Tanda Tangan Surat Kesepakatan Masuk Partai, Malah Keramat Ini yang Keluar

Tak lama kemudian dia menangis sejadi-jadinya. Mulai jam 8 pagi hingga jam 5 sore di depan makam Mbah Hamid Pasuruan.

Setelah puas menangis di depan makam wali Allah Mbah Hamid Pasuruan, ia pun pulang dengan kabar yang sulit untuk dipercaya orang-orang di kampungnya.

Sesampainya di kampung halamannya, keesokan harinya dia mengumpulkan warga yang dulu sering mengikuti pengajian Mbah Hamid Pasuruan untuk menyampaikan kabar yang dia bawa dari Pasuruan.

Baca Juga: Update Kasus Stupa Borobudur: Roy Suryo Masih dalam Status Saksi Setelah 10 Jam Pemeriksaan

Warga pun datang berbondong-bondong datang ke masjid untuk mendengarkan kabar keberadaan Mbah Hamid Pasuruan yang telah menjadi teladan.

Setelah semuanya berkumpul, ia pun menjelaskan kanyataan yang dialaminya di Pasuruan.

“Anda semua boleh percaya, boleh tidak. Yang penting berita yang saya bawa ini benar adanya.” sang tokoh masyarakat mengawali pembicaraan kepada para warga.

Baca Juga: Aksi Viral Motor Melewati Tahlilan, Polisi: Pelaku Sedang Mabuk

“Sesungguhnya kyai yang selama ini menjadi imam pengajian kita, yang sempat Anda semua dan saya salami dan mencium tangannya, yang telah mendirikan pesantren di desa ini telah lama meninggal. Artinya, selama berada di sini wali Allah Mbah Hamid Pasuruan tersebut sebenarnya sudah lama wafat," katanya.

Mendengarkan berita darinya, warga pun langsung geger, dan banyak yang tidak percaya. Lalu untuk menjawab teka-teki yang sedang berkecamuk di tengah warga tesebut, dia menawarkan diri untuk mengantarkan mereka semua ke makam wali Allah Mbah Hamid Pasuruan.

“Baiklah! kalau anda semua masih tidak percaya, silakan kalian menyewa Bus untuk pergi berombongan ke makam Mbah Hamid di Pasuruan, dan saya yang akan menjadi pemimpin rombongan sekaligus penunjuk arah. bagaimana?” tawarnya.

Baca Juga: Bareskrim Menduga ACT Buat Perusahaan Baru Sebagai Cangkang

Karena penasaran dan ingin membuktikan, semua warganya pun langsung menyetujui tawaran tersebut. Jadilah rencana mereka untuk pergi ke Pasuruan.

Setelah melewati perjalanan yang begitu panjang, akhirnya rombongan yang ingin mencari tahu kebenaran berita yang di sampaikan tokoh masyarakat mereka itu, sampailah di depan alun-alun Pasuruan.

Tak lama kemudian mereka langsung digiring oleh ketua rombongan untuk menuju makam Mbah Hamid Pasuruan.

Baca Juga: Jessica Iskandar Tertipu Rp9,8 Miliar oleh Rekan Bisnis Penyewaan Mobil

Setelah sampai di kompleks pemakamam tersebut, sang tokoh masyarakat itu langsung berjalanan menuju areal pemakaman yang berada di dalam, dan langsung menunjukkan makam Mbah Hamid Pasuruan.

“Itulah makam Mbah Hamid Pasuruan” katanya sambil menyuruh warganya melihat lebih dekat lagi dan membaca nama yang tertera pada batu nisan tersebut.

Seketika itu semua rombongan yang diikuti seluruh warga kampung di Klaten itu menangis sejadi-jadinya.

Baca Juga: UPDATE HASIL Singapore Open 2022: Ganda Putri Apriyani-Fadia Melenggang, Febriana-Amalia Tumbang

Tangis mereka menandakan rasa sedih yang begitu mendalam. Sekaligus merasa heran karena sang kyai yang selama ini memimpin pengajian mereka, yang sering mereka cium tangannya, ternyata sudah wafat beberapa tahun lalu.

Itulah keramat wali Allah Mbah Hamid Pasuruan yang mampu membangun pesantren meskipun beliau sudah lama wafat.***

Editor: Husain Ali

Sumber: YouTube Paw Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah