PORTAL MAJALENGKA - Situasi malam 30 September menjelang 1 Oktober 1965 menjadi mencekam. Malam itu dikenal dengan peristiwa gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau G30S PKI.
Terutama bagi keluarga korban G30S PKI. Bagaimana tidak? Segerombolan tentara mengatasnamakan utusan Presiden Indonesia kala itu menculik bahkan tak segan menodongkan senjata kepada para jenderal.
Gerombolan bersenjata yang terlibat G30S PKI berjuluk tentara hitam yang tega membunuh para jenderal.
Baca Juga: Mantan Ajudan Panglima Besar Jenderal Soedirman Jadi Korban G30S PKI, Siapakah Dia?
Para jenderal yang menjadi korban disebut sebagai Dewan Jenderal yang sampai saat ini tuduhan tersebut tidak terbukti.
Dilansir dari buku Ensiklopedia Pahlawan Nasional (2015:126), salah satu jenderal yang menjadi korban G30S PKI merupakan sang penasihat agung dan seorang intelijen yang andal.
Dia merupakan seorang penyusun organisasi militer yang patut diperhitungkan.
Baca Juga: Sempat Terjatuh, Marc Marquez Tercepat Pada Sesi Latihan Bebas 1 MotoGP Thailand 2022
Seorang pemecah teka-teki gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) Westerling yang akan menghabisi para tokoh militer Indonesia.