BRIN Ungkap Dampak Peningkatan Suhu Udara terhadap Sektor Pertanian di Indonesia Berikut Bentuk Mitigasinya

- 5 Mei 2024, 23:30 WIB
Ilustrasi alat pengukur suhu udara.
Ilustrasi alat pengukur suhu udara. /Pixabay.com/geralt

PORTAL MAJALENGKA - Sejumlah negara Asia seperti Filipina, Thailand, India, hingga Bangladesh tengah mengalami peningkatan suhu udara. Berkaitan hal itu banyak mengakibatkan kerusakan lahan-lahan pertanian.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengingatkan akan ihwal dampak peningkatan suhu udara terhadap sektor pertanian di Indonesia.

Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha, mengatakan bahwa peningkatan suhu udara bisa berpengaruh buruk terhadap sektor pertanian terutama produktivitas tanaman pangan.

Baca Juga: Lakukan 5 Cara Berikut untuk Lindungi Anak dari Paparan Konten Negatif Internet

"Laju evaporasi lebih tinggi, sehingga air lebih banyak hilang dan laju transpirasi juga meningkat yang membuat tanaman lebih banyak membutuhkan air," ujarnya saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat, Mei 2024 yang dikutip Portal Majalengka.

Lebih rinci Yudhistira menjelaskan, jika pada malam hari suhu mengalami peningkatan, maka bisa dipastikan bakal ada kompensasi hasil fotosintesis yang dibuang melalui transpirasi, sehingga hasil panen menurun.

Ia juga menambahkan, tanaman seperti padi memiliki fase sensitif ketika suhu peningkatan suhu yang tingginya lebih dari 35 derajat Celcius.

Baca Juga: PPS se-Kecamatan Ligung Tagih Janji Komisioner KPU Majalengka untuk Lanjut di Pilkada 2024

Menurutnya fase sensitif yang dimaksud yakni pada saat primodial atau masa pembuangan. Akibat suhu tinggi polen atau serbuk sari mengalami keguguran, sehingga tanaman padi menjadi hampa atau kehilangan bernas bijinya.

Halaman:

Editor: Husain Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah