Namun karena Mughni sudah mantap untuk mondok, akhirnya langkahnya dia teruskan.
Baca Juga: Kekejaman PKI Terhadap 2 Anak yang Otomatis Jadi Yatim Piatu Saat Kedua Orang Tuanya Dibunuh
3 hari setelah menetap di pesantren, dia menyempatkan bersilaturrahmi ke tempat pamannya yang masih dekat dengan pesantren Gading.
Sampailah dia di rumah pamannya di dukuh Mbeketok, Banjarsari, Dagangan, Dungus, meski dalam perjalanan ia sempat melihat banyak pasukan FDR.
Kemudian dia ceritakan kepada pamannya tentang pasukan FDR yang dia lihat di jalan, Mughni sungguh kaget ketika pamannya berujar kakaknya yang seorang aktivis Masyumi diserang PKI.
Bersama dengan rekan-rekan sesama Masyumi, kakak Mughni bertahan di daerah Pulosari (Jambin, Ponorogo), lalu berlari kembali ke daerah Sawo, hingga akhirnya tertangkap di daerah Bungursari.
Baca Juga: Kisah Tragis Mantan Gubernur Jawa Timur Pertama yang Menjadi Korban PKI pada 10 November 1948
Begitu juga dengan ayahnya yang diserang PKI di Badegan, mereka tertangkap, dibunuh, dan kemudian dimasukan ke dalam sumur sempit di Karangan, Kecamatan Badegan.
Jasad ayah dan rekannya yang tertangkap yakni Modin, Jaimin, Lahuri, Samuri, Jasah, dan beberapa yang lain kemudian di makamkan di belakang masjid Badegan. *