Santri Baru Ini Menjadi Yatim karena Ayahnya Menjadi Korban Kekejaman PKI

- 20 September 2022, 21:30 WIB
PKI di Indonesia yang menyebabkan banyak santri dan anak-anak menjadi yatim.
PKI di Indonesia yang menyebabkan banyak santri dan anak-anak menjadi yatim. /Fauzi Permata/

 

PORTAL MAJALENGKA - Muso, seorang pimpinan PKI yang memproklamirkan Republik Soviet Indonesia di Madiun telah menyulut para aktivis PKI membuat keonaran.

17 September 1948 Republik Soviet Indonesia itu diproklamirkan oleh Muso, dan pasca itu pula orang-orang yang menolak komunis di Madiun dan sekitarnya dihabisi.

Para aktivis PNI, Masyumi, pejabat daerah, anggota militer, orang-orang kaya, ulama, dan santri menjadi sasaran dalam aksi yang dilakukan PKI tersebut.

Keadaan mereda sementara saat pasukan Siliwangi menyerbu ke berbagai daerah di Madiun dan sekitarnya. Namun kisah-kisah pilu terus terngiang bagi keturunan para korban kekejaman PKI kala itu.

Baca Juga: Sejarah Singkat dan Kelam Gerakan 30 September atau G30S/PKI

Dilansir dari buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015:84), mengisahkan seorang santri baru yang mendadak menjadi yatim karena ayahnya menjadi korban PKI.

Dikisahkan santri tersebut bernama Mughni, asal desa Badegan, Sumoroto, Ponorogo.

Kala itu September 1948 Mughni masih berusia 13 tahun dan hendak menimba ilmu agama di pesantren Gading, Mangunarjo, Jiwan, Madiun.

Mughni meminta restu kepada sang ayah untuk berangkat dan menimba ilmu di sana, namun langkahnya terasa berat, entah apa yang menggelayuti pikirannya.

Halaman:

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri,


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x