Kyai Imam Mursyid Muttaqin Jadi Korban Kekejaman PKI Madiun 1948 yang Belum Ditemukan Jejaknya

- 16 September 2022, 20:33 WIB
Pesantren Sabilil Muttaqien Takeran, Magetan, Jawa Timur, jadi saksi tragedi kekejaman PKI. Pengasuhnya, Kyai Imam Mursyid Muttaqin jadi korban PKI yang hingga kini jejaknya belum ditemukan.
Pesantren Sabilil Muttaqien Takeran, Magetan, Jawa Timur, jadi saksi tragedi kekejaman PKI. Pengasuhnya, Kyai Imam Mursyid Muttaqin jadi korban PKI yang hingga kini jejaknya belum ditemukan. /faridaudughdamen.blogspot.com

PORTAL MAJALENGKA - September 1948 menjadi pengingat sebagian masyarakat tentang kejamnya perbuatan PKI yang meletus di Madiun dan sekitarnya.

Salah satu kabupaten yang menjadi sasaran PKI saat itu adalah Madiun. Bukan hanya itu saja, kabupaten yang bersebelahan pun ikut menjadi sasaran PKI.

Para kyai, santri, pejabat daerah, kalangan militer termasuk polisi dan tentara, trah kerajaan, hingga orang-orang kaya menjadi korban kekejaman PKI 1948.

Baca Juga: Anggota PKI Tebar Kekejaman di Sumur Cigrok, Kiai Ini Kumandangkan Adzan Sebelum Ajal Menjemput

Tragedi Madiun tahun 1948 didalangi seorang pimpinan PKI bernama Muso. Muso menyatakan bahwa dirinya adalah seorang presiden Republik Soviet Indonesia di Madiun.

Dilansir dari buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015:49), menceritakan tentang seorang kiai yang tak pernah ditemukan jejaknya setelah diculik PKI. Dia adalah Kyai Imam Mursyid.

Kyai Imam Mursyid Muttaqin adalah seorang ulama pengasuh Pesantren Sabilil Muttaqin (PSM) Takeran, Magetan, sekaligus merupakan guru tarekat Syattariyah.

Baca Juga: Abu Nawas Sembuhkan Putra Raja Harun Al Rasyid dengan Cara Unik, Dapat Hadiah Cincin Permata Sangat Indah

Peristiwa yang menimpa Kyai Imam Mursyid ini disaksikan oleh Zakariya. Sorang santri PSM yang kala itu usianya terbilang masih kecil.

Halaman:

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015) karya Anab Afifi dan Thowaf Zuharon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x