Pelabuhan Patimban Manjakan Industri Otomotif

- 21 November 2020, 17:15 WIB
Presiden Jokowi meninjau langsung perkembangan pembangunan pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Jumat 29 November 2019 lalu. Pelabuhan patimban bakal mendorong industri otomotif bersaing
Presiden Jokowi meninjau langsung perkembangan pembangunan pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Jumat 29 November 2019 lalu. Pelabuhan patimban bakal mendorong industri otomotif bersaing /Foto: BPMI Setpres/Kris/

PORTAL MAJALENGKA - Pelabuhan Patimban didedikasikan untuk menjadi hub besar dalam produksi kendaraan bermotor di Indonesia maupun ekspor produk otomotif ke pasar global.

Kementerian Perindustrian menyebut bahwa Pelabuhan Patimban berperan dalam mendongkrak daya saing industri otomotif, karena sebagai pintu gerbang utama dalam proses bongkar muat ekspor dan impor.

Pelabuhan Patimban juga memberikan beragam manfaat bagi perekonomian pusat maupun daerah, melalui peningkatan pajak dan pendapatan negara sebagai dampak meningkatnya konsumsi dan produksi.

Baca Juga: Indonesia Kekurangan 11,04 Juta Unit Rumah

“Kami berpendapat, Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang Jawa Barat yang akan diluncurkan Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat, tentu memiliki nilai sangat penting bagi pengembangan industri otomotif nasional,” kata Sekjen Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit Dwiwahjono lewat keterangan resmi di Jakarta, Sabtu 21 November 2020.

Diharapkan operasional Pelabuhan Patimban dapat membangkitkan optimisme perusahaan industri dan pelaku usaha lainnya, terkait pemulihan ekonomi nasional melalui peningkatan aktifitas ekspor impor serta peningkatan produksi dan konsumsi dalam negeri.

Pihaknya mengajak seluruh pelaku industri otomotif untuk dapat menjadikan Pelabuhan Patimban sebagai mitra strategis dalam aktifitas bongkar muat barang untuk ekspor-impor.

Baca Juga: Patimban City Disiapkan Jadi Sistem Pendukung Pelabuhan Patimban Subang

“Sehingga pelabuhan Patimban ini dapat menjadi pusat perdagangan internasional,” paparnya.

Sigit optimistis keberadaan Pelabuhan Patimban bakal mendongkrak daya saing industri otomotif di tanah air.

Apalagi industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional.

Saat ini, ada 19 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang ada di Indonesia dengan nilai investasi sebesar Rp93,22 triliun untuk kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun.

Baca Juga: Pelabuhan Patimban Bisa Beroperasi Desember 2020

“Industri kendaraan bermotor menyerap tenaga kerja langsung 38 ribu orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut,” sebutnya.

Selain itu, produk kendaraan bermotor produksi dalam negeri telah mampu menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di dunia.

Pada Januari-September 2020, ekspor kendaraan CBU (Completely Build Up) sebanyak 155,25 ribu unit atau senilai Rp28,20 triliun.

Baca Juga: Tinjau Proyek Pelabuhan Patimban, Menhub Budi Karya Dengarkan Curhatan Nelayan Subang

Kemudian ekspor kendaraan CKD (Completely Knock Down) sebanyak 34,72 ribu set atau senilai Rp1,10 triliun, dan pengapalan komponen sebanyak 40,36 juta pieces atau senilai Rp15,20 triliun.

Dalam program Making Indonesia 4.0 yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada tanggal 4 April 2018, sektor industri kendaraan bermotor nasional ditargetkan menjadi pemain global dan ekspor hub kendaraan bermotor.

“Baik untuk kendaraan berbasis bahan bakar minyak atau ICE (Internal Combustion Engine) maupun kendaraan listrik atau EV,” ungkapnya.

Baca Juga: Andalkan Impor, Harga Pangan Tahun 2021 Diprediksi Naik

Pemerintah juga menargetkan produksi kendaraan listrik pada tahun 2025 sebesar 20 persen dari total produksi nasional.

Angka 20 persen termasuk di dalamnya adalah Hybrid Vehicle, Plug in Hybrid Vehicle, Battery Electric Vehicle, dan Fuel Cell Electric Vehicle.

Target tersebut akan mendukung pencapaian target pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada tahun 2030 (atas upaya sendiri).

Baca Juga: Rokok Elektrik Masuk Kategori Barang Kena Cukai

Selain itu menarik investasi di sektor industri komponen utama (baterai, motor listrik dan power control unit) yang memiliki valuasi/nilai ekonomi sangat tinggi, serta mendorong hilirisasi bahan baku baterai di Indonesia. ***

Editor: Hanif Maulana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x