PORTAL MAJALENGKA - Backlog atau kekurangan pasokan rumah menjadi salah satu indikator pemerintah untuk mengukur jumlah kebutuhan rumah di Indonesia.
Hal itu tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Pembangunan jangka Menengah (RPJMN).
Untuk memenuhi kebutuhan rumah, pemerintah membuat program Satu Juta Rumah yang sebagian besar ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Baca Juga: Kabar Baik untuk Guru Non-PNS, Pemprov Jawa Barat Siapkan Rumah Subisidi
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendesak percepatan pembangunan rumah untuk MBR, mengingat backlog perumahan karena kesenjangan pasokan dan kebutuhan rumah di Indonesia masih cukup tinggi.
Backlog atau kekurangan pasokan rumah saat ini masih cukup tinggi yaitu diperkirakan sebesar 11,04 juta unit.
“Pembangunan perumahan MBR ini menjadi semakin mendesak untuk dipercepat pelaksanaannya,” kata Wapres Ma’ruf saat membuka Seminar dan Sarasehan Nasional Himpunan Pengembang Nusantara secara daring dari Jakarta, Sabtu 21 November 2020.
Baca Juga: Program Sejuta Rumah Baru Mencapai 601.637 Rumah
Sejak diresmikan Presiden Joko Widodo tahun 2015, program Satu Juta Rumah telah terealisasi 4,8 juta unit pada 2019.