PORTAL MAJALENGKA - Pemerintah mencatat akhir April tahun ini, beberapa provinsi mengalami defisit komoditas pangan seperti beras, jagung, gula, cabai, bawang putih, bawah merah, dan telur.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Galuh Octania mengatakan, harga sejumlah komoditas pangan berpotensi naik pada 2021 akibat pandemi Covid-19 yang belum bisa dipastikan berakhir sepenuhnya.
Menurut Galuh, penyebab defisit dikarenakan provinsi-provinsi tersebut bukan merupakan provinsi penghasil utama dari komoditas-komoditas tadi.
Baca Juga: Rokok Elektrik Masuk Kategori Barang Kena Cukai
Selain itu, proses distribusi yang sempat terhalang akibat adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan berbagai kebijakan pembatasan lainnya.
Saat ini, distribusi dan kesediaan sebagian besar pangan pokok di Indonesia memang sudah lebih stabil daripada sebelumnya.
“Tetapi beberapa komoditas yang sebagian besar berasal dari impor seperti bawang putih, gula, daging sapi dan kedelai, diprediksi juga akan mengalami fluktuasi harga,” kata Galuh.
Baca Juga: KABAR BAIK, Harga Pertalite Rp6.450 Per Liter di Ciayumajakuning
Kesulitan dalam mengamankan impor daging sapi dapat meningkatkan kemungkinan kenaikan harga domestik, apalagi mengingat perayaan Idul Fitri pada 2021 juga akan berlangsung lebih awal.