Radikalisme Islam di Indonesia; Mencari Akar Masalahnya Pasca Orde Baru  

- 31 Desember 2020, 20:00 WIB
Dr H Masduki Duryat MPdI
Dr H Masduki Duryat MPdI /

Baca Juga: KPK Selamatkan Potensi Kerugian Keuangan Negara Selama 2020, Ini Jumlahnya

Sangat jelas persaingan antar elite merupakan faktor penggoyah utama dan sebagian besar kekerasan itu didanai oleh kelompok-kelompok kepentingan sipil dan militer.

Tetapi, ini tentu tidak berarti kelompok-kelompok radikal yang melakukan kekerasan tersebut semata-mata boneka, alat di tangan dalang politik. Minimal sebagian kelompok ini berakar dari gerakan yang sudah ada sebelum krisis yang terjadi saat ini. 

Akar kelompok-kelompok muslim radikal di Indonesia saat ini bisa dirunut pada dua gerakan politik. Muslim yang relaatif ‘asli’, gerakan Darul Islam dan Partai Masyumi serta jaringan Islam tradisional yang lebih baru.

Baca Juga: Bengkak di Wajah Setelah Menjalani Vaksin Covid-19? Pakar : Itu Bukti Kekebalan Bekerja

Akankah munculnya gerakan-gerakan Islam radikal ini sebagai bentuk konsekuensi logis akibat ‘dipeliharanya’ dulu karena kepentingan politik dan elite tertentu demi mengejar kekuasaan—khususnya pasca Preseiden Soeharto—dan sekarang menerima akibatnya? Sekali lagi pada analisis Martin di bawah kepresidenan Habibiekaum Islam radikal dipersenjatai dan dipekerjakan sebagai tenaga bantuan paramiliter untuk polisi dan tentara.

Presiden Abdurrahman Wahid harus menghadapi kelompok-kelompok radikal ini dan berusaha mengekangnya, namun gagal karena kendalinya yang lemah pada angkatan bersenjata.

Wallahu a’lam bi al-sawab

*)Penulis adalah dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon, tinggal di Kandanghaur Indramayu

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah