Covid -19 Mengganas di Bandung

- 31 Desember 2020, 07:00 WIB
Ummu Syahla
Ummu Syahla /Ummu Syahla/

Oleh: Ummu Syahla

Tak terlihat tapi nyata, kian hari kian bertambah saja korban dari virus ini. Pertumbuhan ini terjadi juga di Bandung bahkan telah ditetapkan sebagi zona merah kembali setelah sebelumnya zona kuning dan hijau karena peningatan kasus positif Covid-19.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bandung, Jawa Barat, melaporkan update terbaru peta sebaran virus corona per kecamatan.

Dilansir prfmnews.id dari twitter @bandungpemkab, dalam update data sebaran terbaru pada Sabtu 5 Desember 2020, Kecamatan Cileunyi menjadi wilayah penyumbang terbanyak kasus positif aktif virus corona (Covid-19) di Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Blusukan ke Kolong Tol di Jakarta, Mensos Risma Janji Berdayakan Ibu-ibu Jualan Pecel Lele

Penyebaran virus Covid-19 sudah tidak terkendali lagi, akan tetapi masyarakat pun seolah cuek dengan peningkatan kasus Covid-19.

Dengan masih banyaknya aktivitas warga yang melanggar protokol kesehatan, cafe dan restoran yang buka dan dipenuhi pengunjung, tempa-tempat wisata yang beroperasi dan menarik para wisata dalam dan luar Bandung dan lain sebagainya.

Seharusnya ada tindakan tegas dari pemerintah pusat ataupun daerah. Tentu saja dengan mengerahkan aparat keamanan jika memungkinkan. Sayangnya, tak sedikit aparat membiarkan dan hanya sekedar himbauan saja.

Baca Juga: Soal Kehalalan Vaksin COVID-19, Ketum PBNU Said Aqil: Apa Saja Boleh jika Darurat

Bahkan dalam hal sanksi yang digembar-gembor pun aparat terkesan tebang pilih. Warga kelas bawah ditindak tegas dengan keharusan menutup usahanya, sementara pengusaha besar yang membuka gerai mereka dibiarkan  saja.

Inilah buah dari sistem kapitalis yang hanya berpihak pada pemodal. Rakyat kecil terus menjadi korban sementara para pengusaha bermodal besar bebas melenggang dengan dukungan dari pemerintah sebagai regulator dan fasilitator.

Dalam hal ini perlu adanya kesadaran dari seluruh masyarakat terkait dengan penyebaran Covid-19 yang semakin hari semakin meningkat, dengan patuh pada protokol kesehatan seperti menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) ketika keluar rumah.

Baca Juga: Program Pemulihan Ekonomi Nasional Capai Realisasi Lebih dari Rp 500 Triliun

Sudah saatnya masyarakat sadar bahwa penanganan ini membutuhkan solusi yang komprehensif. Peran dari seluruh masyarakat sangat dibutuhkan meski peran negara sudah kendor dan mandul. 

Masyarakat harus lebih mawas diri menjaga keluarga dan lingkungan serta tidak keluar rumah apabila tidak ada hal-hal yang mendesak, karena untuk saat ini perlindungan keamanan dari negara tidak bisa diharapkan.

Negara berlepas tangan dari kewajibannya mengurusi umat dengan menyerahkan urusan kepada tiap kepala daerah dari masing-masing wilayah.

Baca Juga: Kejam Banget! 2 Pelaku Perankan 24 Adegan Pembunuhan Ibu Hamil di Tol Jagorawi

Termasuk alokasi dana bantuan yang bersumber dari kas daerah bukan pusat dikerahkan meringankan warganya. Bagaimana jika daerah itu minim pendapatan bahkan sama sekali tidak ada anggaran?

Berbeda dengan Islam. Sebagi agama dan sistem kehidupan yang berasal dari Allah swt., Pencipta dan Pengatur alam semesta.

Faktanya, Islam mampu menyelesaikan berbagai problematika kehidupan. Termasuk dalam penanganan wabah yang melanda masyarakat.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Efektif Meski Virus Corona Bermutasi

Sejarah telah mencatat bagaiman suksesnya Khalifah Umar bin Khaththab menyelesaikan wabah yang menimpa rakyatnya. Bahkan bukan satu bencana melainkan dua.

Pada saat Umar menjadi Khalifah Allah menguji pemerintahannya dengan dua musibah. Pertama, bencana kekeringan yang terjadi di Madinah. Selama kurang lebih sembilan bulan lamanya  Madinah dilanda bencana kelaparan akibat perubahan cuaca.

Imam Ibnu Katsir meriwayatkan bahwa bencana yang terjadi pada tahun 18 Hijriyah itu membuat tanah-tanah di kota Madinah menghitam karena sedikitnya hujan. Para ulama pun menyebutnya sebagai ‘am ramadha atau tahun kekeringan.

Baca Juga: Hati-hati, Mobil dan Motor Tak Ikut Uji Emisi Melintas di Jakarta bakal Ditilang

Ujian yang kedua adalah wabah Tha'un yang menyerang wilayah Syam. Wabah ini diriwayatkan telah menghantarkan kematian tidak kurang dari 30 ribu rakyat.

Bukan saja warga negara biasa, bahkan penyakit ini pun menimpa beberapa sahabat Khalifah Umar seperti Abu Ubaidah, Muadz bin Jabal, dan Suhail bin Amr yang mengantarkan pada wafatnya mereka.

Sekalipun bencana besar menimpa pemerintahannya, namun Khalifah Umar tidak lantas menyerah dengan kondisi yang terjadi.

Baca Juga: Komnas PA Minta Gading Ajukan Hak Asuh Anak karena Gisel Tak Layak Mengasuh Gempi

Akan tetapi beliau tetap menunjukkan jiwa kepemimpinannya dengan bersegera mencari cara untuk menyelesaikan masalah rakyat yang menjadi tanggung jawabnya. Sehingga kedua bencana tersebut bisa diselasaikan dengan solusi yang tepat.

Keberhasilan yang diraih Khalifah Umar menangani wabah yang menimpa rakyatnya bukan karena semata kehebatan beliau sebagai kepala negara, namun disebabkan karena sistem aturan yang diterapkan secara sempurna oleh beliau yakni sistem Islam seperti yang dicontohkan Baginda Rasulullah saw.

Baca Juga: Para Ilmuan Inggris Ungkap Hasil Kajian Terbaru Varian Baru Virus Corona

Tentu saja siapapun berhak meneladaninya dengan syarat menjadikan Rasulullah saw. dan para khalifah sebagai panutan. Maka dari itu hanya dengan menerapkan Islam secara sempurnalah kita akan bisa mendapatkan solusi untuk mengatasi wabah ini secepatnya.

Wallahu a’lam bi ash shawwab

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah