Sekilas tentang Yel-yel PKI Berkaitan dengan Pesantren, Kyai, dan Santri

- 3 Oktober 2022, 21:53 WIB
Ilustrasi DN Aidit. Sekilas tentang Yel-yel PKI Berkaitan dengan Pesantren, Kyai, dan Santri/Foto: Arsip Nasional RI
Ilustrasi DN Aidit. Sekilas tentang Yel-yel PKI Berkaitan dengan Pesantren, Kyai, dan Santri/Foto: Arsip Nasional RI /

PORTAL MAJALENGKA - Gerakan PKI pada 30 September 1965 diketahui sebagai peristiwa yang membuat Indonesia berduka dan disebut juga dengan G30S PKI.

Jauh sebelum itu, masih di bulan September 1948, PKI juga membuat luka Bangsa ini dengan serangkaian pembantaian di Madiun dan sekitarnya.

PKI yang kala itu merangkul kaum buruh dan tani, berubah menjadi sekelompok orang yang ditakuti karena kekejamannya.

Baca Juga: Korban G30S PKI, Sang Penasihat Agung dan Intelijen Andal, Siapakah Dia?

Dilansir dari buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015:109), PKI membuat yel-yel berbau amis tentang pesantren, kyai, dan santri.

Diketahui pada 18 September 1948, Muso sebagai pimpinan PKI memproklamirkan Republik Soviet Indonesia di Madiun.

Muso tidak sendiri. Dia ditemani dengan wakilnya yakni Amir Syarifuddin, Sekjennya adalah DN Aidit, dan pengurus lain yang pandai dalam kesusastraan yakni Njoto.

Baca Juga: Babak Pertama Timnas Indonesia U16 vs Guam Kualifikasi Piala Asia U17 2023 Banjir Gol, Arkhan Kaka Quattrick

Para sipil yang menjadi anggota PKI, ditemani dan dikawal oleh tentara di bawah komando bernama Front Demokrasi Rakyat (FDR).

Nah, FDR inilah yang bertugas sebagai pengeksekusi utama pada banyaknya pembantaian yang terjadi di Madiun dan sekitarnya tahun 1948.

DN Aidit yang disinyalir menjadi salah satu otak pada G30S PKI 1965 merupakan Sekjen dari FDR kala pembantaian di Madiun 1948.

Baca Juga: Viral Video Oknum TNI Tendang Suporter saat Tragedi Kanjuruhan, Netizen Colek Panglima Andika

Di sisi lain, yang membuat bergidik dari PKI 1948 adalah adanya yel-yel yang digaungkan sejak 18 September 1948 tentang pesantren, kyai dan santri.

Dalam buku yang sama dijelaskan bahwa boleh jadi peran Njoto yang pandai dalam kesusastraan menciptakan yel-yel ini.

Karena dalam pengucapannya, yel-yel ini dikumandangkan layaknya rentetan kalimat puisi yang mudah diingat.

Baca Juga: Cerita Memilukan dari Pelatih Arema FC Javier Roca saat Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang

Dengan yel-yel tersebut, PKI telah berhasil meruntuhkan beberapa bangunan pondok pesantren, kyai dibunuh, dan santri dijadikan korban.

Seiring dengan adanya yel-yel tersebut, mereka menyiapkan banyak lubang untuk menaruh korbannya sebagai peristirahatan terakhir para korban.

Yel-yel yang digaungkan di desa-desa, gang, jalan, bahkan wilayah perkotaan tersebut sebagai berikut.

Baca Juga: Jokowi: Sebentar Lagi Pandemi COVID-19 Dinyatakan Berakhir

"Pondok bobrok, langgar bubar, santri mati, pondok bobrok, langgar bubar, santri mati, pondok bobrok, langgar bubar, santri mati!" Itulah kalimat yel-yel yang selalu mereka gaungkan di Madiun 1948.

Susunan kalimat yang mengerikan dan membuat siapa saja yang tidak mengakui PKI akan merasa digilas mentalnya.

Itulah sekilas tentang yel-yel PKI berkaitan dengan pesantren, kiai, dan santri.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015) karya Anab Afifi dan Thowaf Zuharon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x