Uniknya Ronggeng Bugis, Seni Spionase Peninggalan Sunan Gunung Jati yang Bikin Ngakak

14 Agustus 2021, 17:14 WIB
Ronggeng Bugis, salah satu khazanah seni pertunjukan tradisonal yang dimiliki Cirebon. /Pikiran Rakyat

 

PORTAL MAJALENGKA -- Eksistensi seni pertunjukan bertebaran di Nusantara sejak ujung barat hingga timur. Demikian pun di Kabupaten Cirebon.

Wilayah Kabupaten Cirebon kaya akan aneka seni pertunjukan tradisional, termasuk Ronggeng Bugis.

Dilihat dari namanya, Ronggeng Bugis mengisyaratkan persahabatan masyarakat Cirebon dengan pendatang dari kawasan Bugis, yang kini masuk wilayah Sulawesi Selatan.

Namun seni pertunukan tradisional Ronggeng Bugis tidak ditemukan di daerah Bugis.

Baca Juga: Riwayat Azan Pitu Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon yang Tak Ada di Tempat Lain

Ina Hasrina Hasyim, perempuan berdarah Bugis yang tinggal di Makassar, Sulawesi Selatan, mengaku baru mendengar istilah Ronggeng Bugis. Saat kepadanya ditanyakan apakah mengenal seni pertunjukan itu, Selasa 10 Agustus 2021.

Jawaban itu selaras dengan sejumlah sumber yang mengatakan, Ronggeng Bugis merupakan kesenian yang diciptakan di daerah Cirebon. Ronggeng Bugis bukan merupakan kesenian yang diimpor dari daerah Bugis.

M. Halwi Dahlan dari Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung mengakui sulitnya mencari sumber sejarah untuk mengungkap asal-usul Ronggeng Bugis.

Hal itu antara lain disebabkan sulitnya menemukan dukungan data berupa dokumen tentang eksistensi masyarakat asal Bugis di Cirebon pada abad ke-14, kecuali oral history.

Baca Juga: Mengenal Abdul Adjib, Si Baridin Maestro Tarling Cirebon Pencipta Lagu 'Warung Pojok' yang Fenomenal

Sumber lain menyebut, sajak dahulu orang-orang Bugis dikenal pelaut ulung. Diaspora masyarakat Bugis mencakup hampir seluruh wilayah nusantara.

Kebanyakan masyarakat Bugis juga dikenal sebagai pedagang yang ulet. Namun tidak sedikit di antara mereka yang dikenal memiliki kecakapan pertarungan, terutama di medan laut.

Diduga masyarakat Bugis memasuki wilayah Cirebon setelah meninggalkan wilayah Kerajaan Demak.

Di Cirebon masyarakat itu juga kerap disebut Laskar Bugis. Karena masyarakat asal Bugis yang tiba di Kerajaan Cirebon rata-rata dikenal sebagai prajurit pemberani.

Baca Juga: Mengenal Abdul Adjib, Si Baridin Maestro Tarling Cirebon Pencipta Lagu 'Warung Pojok' yang Fenomenal

Diduga pula mereka merupakan veteran perang Demak ketika melawan Portugis di bawah kepemimpinan Dipati Unus.

Sejumlah sumber meyakini, laskar Bugis hijrah karena oleh Demak diperbantukan ke Cirebon yang baru saja berdiri.

Sekitar tahun 1482 menurut M Halwi Dahlan, Sunan Gunung Jati meminta sahabatnya dari Bugis membentuk satuan mata-mata untuk mengawasi (spionase) pergerakan prajurit Pajajaran.

Saat itu Sunan Gunung Jati baru saja mendeklarasikan Kerajaan Cirebon dengan dukungan penuh Wali Songo dan Kerajaan Demak.

Baca Juga: Tradisi Gelar Seni Budaya Nunuk

Sunan Gunung Jati memilih sahabat asal Bugis karena tidak dikenal militer Pajajaran. Sebaliknya, jika menggunakan warga lokal, Sunan Gunung Jati khawatir terdeteksi mata-mata Pajajaran hingga mengancam keselamatan pasukan spionase Cirebon.

Di samping itu, Sunan Gunung Jati mengakui keberanian orang-orang asal Bugis yang ada di wilayah Cirebon. Mereka juga dikenal ulung dalam pertempuran.

Bekerja sama dengan seniman lokal, akhirnya lahirlah Ronggeng Bugis yang dimainkan oleh orang-orang Bugis.

Saat ini pertunjukan Ronggeng Bugis tidak lagi dimainkan oleh orang-orang Bugis. Melainkan oleh orang Cirebon.

Baca Juga: Jamas Tosan Aji, Perpaduan Budaya dan Agama di Majalengka

Orang Pajajaran sama sekali tidak mencurigai Ronggeng Bugis sebenarnya merupakan pasukan telik sandi yang bertugas mengamat-amati kekuatan lawan.

Betapa tidak, karena Ronggeng Bugis sangat menghibur. Tampil dengan kostum warna-warni, para pria pemain bertingkah laku seperti perempuan mirip seperti dalam seni Ludruk.

Di lapangan, para pemain bertingkah lucu menyajikan bodoran (lawak tradisional Cirebon) hingga mendatangkan gelak tawa penonton.

Karena lucu, para prajurit Pajajaran justru berdatangan mendekat untuk menyaksikan pertunjukan Ronggeng Bugis yang berkelana dari tempat satu ke tempat lain.

Baca Juga: Jabar Miliki Tiga Budaya, Nama Provinsi Sunda Harus Disepakati Semua Budaya

Para prajurit yang berdatangan memudahkan pasukan telik sandi Sunan Gunung Jati menghitung dan memperkirakan kekuatan Pajajaran di tempat tersebut.

Saat Ronggeng Bugis melanjutkan bebarang (berkelana mencari nafkah), seorang anggota pasukan telik sandi menyampaikan laporan ke Sunan Gunung Jati.

Berbekal informasi dari pasukan telik sandi anggota Ronggeng Bugis, pasukan Cirebon dapat dengan mudah melakukan penyergapan terhadap kekuatan Pajajaran yang dianggap mengancam.

Mana kala telah dipastikan kekuatan militer Pajajaran sedikit, mereka diserbu secara sporadis. Sehingga kemudian menimbulkan efek psikologis dari satu kesatuan perajurit Pajajaran ke kesatuan lain.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler