Sejarah Pandemi Wabah Kolera di Cirebon, Menyebar dari Pelabuhan hingga Ciledug

- 24 Maret 2022, 21:12 WIB
Sejarah Pandemi Wabah Kolera di Cirebon, Menyebar dari Pelabuhan hingga Ciledug
Sejarah Pandemi Wabah Kolera di Cirebon, Menyebar dari Pelabuhan hingga Ciledug /ANTARA/

Masyarakat yang bermukim di kawasan Cangkol dan Tangkil menjadi daerah yang terserah kolera paling parah. Kedua daerah ini dulunya menjadi episentrum wabah kolera.

"Pemerintah menduga, ada pipa air bersih yang terkontaminasi air sungai yang kotor," ujar Surat kabar Bataviaasch Nieuwsblad edisi 9 Oktober 1901.

Baca Juga: Hari TBC Sedunia, Mantan dan Pasien TB Kampung Nelayan Kandanghaur Dapat Bantuan Rumah Layak Huni

Kemudian, surat kabar pribumi Pemberita Cheribon mencoba mengungkapkan fenomena wabah penyakit tersebut melalui skema pemberitaan indepth.

"Wartawan telah berhasil mendapatkan kan informasi dari keluarga pasien kolera dan Ditahun itu total korban wabah kolera sebanyak 50.000 dengan 29.709 orang menderita demam tinggi dan 21.833 orang muntah-muntah."

Akibat wabah kolera, perekonomian masyarakat pun terganggu. Dalam buku tersebut mengemukakan, seorang pedagang Tionghoa di Pasar Kanoman Oie Tiong Ham mengalami kerugian besar, karena menurunnya pembeli dan pasokan beras dari petani.

Baca Juga: Asal Usul Puser Bumi Gunung Jati yang Menjadi Legenda Hingga Sekarang di Cirebon

Penurunan pasokan beras ini diduga karena wabah kolera menyerang petani, sehingga dia pun harus mengimpor beras dari Saigon Vietnam untuk menjualnya ke wilayah Jawa Barat.

Selain Oie Tiong Ham, pedagang lainnya seperti nama-nama Oie Ban Kwie dan Tan Ma Teng juga mengalami hal yang sama.

Pabrik gula juga mengalami kerugian akibat wabah kolera. Pada tahun 1902 saat Cirebon dalam kondisi darurat kolera, pabrik-pabrik gula yang berada di Leuweung Gajah Ciledug tutup sementara alias lockdown.

Halaman:

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku Wabah Penyakit dan Penanganannya di Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah