PORTAL MAJALENGKA - Catatan sejarah kolonial Belanda mengungkapkan bahwa Cirebon sebagai salah satu kota perdagangan di Pulau Jawa pernah terjangkit wabah kolera.
Selain malaria, kolera juga menjadi persoalan kesehatan masyarakat krusial di Cirebon pada saat pemerintahan kolonial Belanda.
Dalam artikel yang diterbitkan koran De Locomotief pada 13 November 1901, Imas Emalia mengutip dalam bukunya berjudul Wabah Penyakit dan Penanganannya di Cirebon 1906-1940 (2020), bahwa wabah kolera sudah menyerang warga Cirebon sebelum 1900.
Diceritakan, kemunculan wabah kolera di Cirebon berawal dari pelabuhan, kemudian menyebar hingga pedalaman, seperti Ciledug.
"Pemerintah melakukan pencegahan melalui penambahan volume air bersih. Meski demikian, korban meninggal karena kolera tetap dalam jumlah puluhan," ujar De Locomotief edisi 13 November 1901 yang dikutip dari buku Wabah Penyakit dan Penanganannya di Cirebon 1906-1940 (2020).
Upaya ini dilakukan pemerintah kolonial Belanda yang ada di Cirebon sebagai implementasi teori Snow yang dianjurkan oleh paramedis Eropa.
Baca Juga: Ternyata Ini Alat-Alat yang Digunakan Rara Sang Pawang Hujan di Moto GP Mandalika
"Pemerintah menganggap wabah kolera sangat berbahaya, sehingga upaya penambahan air bersih terus dilakukan," imbuh kutipan di atas.