Edukasi Kelompok Rentan, Penting Guna Mencegah Terjadinya Stunting

- 3 Desember 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi stunting pada anak.
Ilustrasi stunting pada anak. /Dok. Pikiran Rakyat/

Maka itu, kata Agus, edukasi stunting diharapkan tidak hanya berfokus pada bayi atau anak,
melainkan juga pada kelompok risiko, yaitu remaja anemia, calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, anak yang baru lahir.

Hal ini dikarenakan status gizi calon pengantin juga ibu hamil akan mempengaruhi bayi yang akan dilahirkan, agar lebih sehat. “Untuk mencapai target 14%, orientasi edukasi kita harus ke hulu lagi,” tegasnya.

Baca Juga: Hasil Akhir Persipura Jayapura VS Bhayangkara FC, Menang 2 Gol Bhayangkara Kokoh di Puncak

Agus juga menekankan bahwa edukasi di bidang gizi sangat dipengaruhi kebudayaan setempat.

“Karena itu, edukasi sebaiknya dilakukan oleh warga setempat,” tuturnya, sementara pendampingan dan pendekatan dengan ibu hamil dianjurkan dilakukan orang per orang, karena setiap individu memiliki keunikan dan permasalahannya masing-masing.

Terkait dampak pandemi terhadap stunting, Plt. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Kartini Rustandi menyoroti kekhawatiran masyarakat untuk mengunjungi Puskesmas semasa pandemi.

Baca Juga: Hasil Akhir Persipura Jayapura VS Bhayangkara FC, Menang 2 Gol Bhayangkara Kokoh di Puncak

Meski dalam situasi pandemi, Kartini mengatakan beberapa upaya tetap dapat dilaksanakan guna memastikan anak bertumbuh dengan sehat.

Diantaranya, mempersiapkan dan memantau pertumbuhan serta perkembangan anak dengan baik, melalui Posyandu dengan disertai prokes.

“Di daerah-daerah tertentu para kader dan tenaga kesehatan juga datang dari rumah ke rumah,” imbuh Kartini.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah