Belanja Lebih Besar dari Penerimaan, APBN 2020 Defisit Rp682,1 Triliun

- 20 Oktober 2020, 12:55 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyataka defisit APBN hingga September 2020 sebesar Rp682,1 triliun atau 4,16 persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyataka defisit APBN hingga September 2020 sebesar Rp682,1 triliun atau 4,16 persen /Foto: Instagram @smindrawati

PORTAL MAJALENGKA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pernah membeberkan ramalam ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 akan minus sampai 2,9 persen.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menurutnya melihat ekonomi kuartal III minus 1,1% hingga positif 0,2%, dan per September 2020 minus 2,9% sampai minus 1,0%.

Negatif teritori pada kuartal III akan berlangsung di kuartal IV. Namun pihaknya akan mengusahakan mendekati nol.

Baca Juga: Neraca Keuangan BI Tahun 2021 Defisit Rp21,8 Triliun

Sri Mulyani juga mengungkapkan defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga September 2020 sebesar Rp682,1 triliun atau mencapai 4,16 persen.

“Defisit keseluruhan mencapai Rp682,1 triliun atau 4,16 persen. Ini masih sesuai dengan yang ada di dalam Perpres 72 dari tren kita,” katanya.

Defisit 4,16 persen itu karena realisasi penerimaan negara yang hingga September Rp1.159 triliun lebih rendah dibandingkan realisasi belanja yang telah mencapai Rp1.841,1 triliun.

Baca Juga: Menteri Keuangan Tolak Usulan Hapus Pajak Mobil Baru.

Realisasi penerimaan negara sebesar Rp1.159 triliun berasal dari penerimaan perpajakan Rp892,4 triliun, atau 63,5 persen terhadap target dalam Perpres 72/2020 yaitu Rp1.404,5 triliun.

Halaman:

Editor: Hanif Maulana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x