PORTAL MAJALENGKA – Hampir seluruh Negara di dunia termasuk Indonesia mulai menghadapi resesi sebagai akibat pandemi Covid-19.
Tanda-tanda resesi sudah banyak diungkapkan para pakar ekonomi, termasuk mengenai defisit neraca keuangan.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksi neraca keuangan bank sentral ini mengalami defisit pada 2021 sebesar Rp21,8 triliun.
Baca Juga: Sri Mulyani Pastikan Resesi Terjadi di Akhir Bulan September
Salah satunya imbas penerapan kebijakan berbagi beban atau burden sharing untuk mendukung APBN dalam menangani pandemi covid-19.
“Perkiraan waktu itu defisit Rp24 triliun, tahun depan defisit Rp21,8 triliun,” katanya dalam rapat kerja virtual dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin 28 September 2020.
Dalam mendukung APBN, BI membeli SBN di pasar perdana sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) pertama dengan Menteri Keuangan 16 April 2020.
Baca Juga: Dibanding Resesi, Pengusaha Lebih Takut Pandemi Berkepanjangan
BI juga membeli SBN pemerintah secara langsung sesuai SKB kedua pada 7 Juli 2020.