Ia mengatakan, interim report OECD Maret lalu memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berpotensi berkurang 1 perse, menjadi 3 persen dari 4 persen, dan inflasi akan naik 2,5 persen, dari yang semula 4 persen menjadi 6,5 persen.
"Harga komoditas terus meningkat, harga energi dan juga pangan meningkat cukup tinggi terus mengalami tren peningkatan tersebut, dan Indonesia terdampak mau secara langsung maupun tidak langsung," ujar Susiwijono.
Baca Juga: Hasil Liga Champions Bayern Munchen vs Villareal: Langkah Bayern Munchen Terhenti
Susiwijono menjelaskan, hal ini menjadi situasi luar biasa yang dihadapi Indonesia setelah COVID-19 mereda.
"Seiring kenaikan harga komoditas di tingkat global akibat situasi-situasi tersebut, pemerintah melakukan penyesuaian harga-harga di tingkat domestik dan pemberian subsidi," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga bantalan sosial.
"Yang penting juga untuk dilakukan adalah menjaga bantalan sosial kita, terutama bagi kelompok menengah ke bawah yang mencakup 40 persen penduduk Indonesia terbawah," tuturnya.
Tujuannya, kata Susiwojono, yakni untuk meringankan beban, menjaga daya beli masyarakat.
"Dan tak kalah penting menjaga situasi sosial yang kondusif seiring kenaikan harga tersebut," katanya.***