Prophetic Leadership

- 23 Februari 2021, 14:57 WIB
Dr H Masduki Duryat MPdI
Dr H Masduki Duryat MPdI /

Pengendalian emosi menjadi hal yang penting. Hal ini telah diajarkan Rasulullah Muhammad SAW, pada saat peristiwa fatḥ Makkah. Pada saat penaklukan kota Mekah, Muhammad berusaha membebaskan kaum muslimin dari tindak kemunkaran kafir Quraisy, dengan tanpa tindak kekerasan.

Baca Juga: Tindaklanjuti Instruksi Kapolri, Seluruh Polda Bentuk Satgas Anti Mafia Tanah

Bahkan sepanjang hidup Rasulullah telah memberikan teladan kebaikan, kemanusiaan, keteguhan menepati janji, serta kebesaran jiwa yang belum pernah dicapai oleh siapapun.

Ketiga, transedensi bermakna ketuhanan. Artinya mengakui adanya otoritas Tuhan, dan mengembalikan segala urusan kepada Tuhan. Nilai ini menjadi dasar dari nilai humanis dan liberasi, agar tindakan-tindakan yang dilakukan pemimpin tidak hanya dimaksudkan untuk tujuan dunia, tetapi juga tujuan akhirat.

Kepemimpinan yang bernilai transedensi harus dapat membersihkan diri dari arus materialisme dan hedonisme. Sifat materialis dan hedonis seringkali membuat pemimpin melakukan tindakan-tindakan yang mengorbankan nilai-nilai kebajikan. Hal ini disebabkan karena terjauh dari nilai-nilai ketuhanan.

Baca Juga: Warga Cirebon Dilatih Keahlian Mencukur

Pola pikir materialistik menjadikan manusia termotivasi untuk melakukan segala cara, yang berakibat pada hilangnya nilai-nilai keadilan, keterbukaan, kebersamaan, kejujuran, empati, simpati dan sebagainya.

Ketiga nilai tersebut, telah tercermin pada diri Rasulullah SAW dalam kepemimpinannya. Muhammad SAW menjadi teladansempurna atas semua perbuatan, sikap dan perilaku yang dimilkinya. Sifat-sifat yang dimilikinya menjadikan beliau sukses baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin.

Baca Juga: Empat Anggota Geng Motor Penganiaya Anak di Cirebon Diringkus

Empat Sifat Utama; Indikator Pemimpin

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah