Prophetic Leadership

- 23 Februari 2021, 14:57 WIB
Dr H Masduki Duryat MPdI
Dr H Masduki Duryat MPdI /

Dari ayat tersebut dipetakan tiga nilai landasan profetik; Pertama, humanisasi atau emansipasi dilandasi dari kalimat ta’murūna bi al-ma'rūf . Kedua, liberasi diderivasi dari kalimat tanhā 'an al-faḥshā'i wa al-munkar; dan ketiga, transendensi diturunkan dari kalimat tu'minūna bi allāh. Ketiga nilai profetik ini dimaksudkan sebagai prasyarat menjadi umat yang terbaik (khayr ummah).

Dalam kaitannya dengan kepemimpinan profetik, ketiga nilai ini dapat menjadi landasan pemimpin dalam bersikap dan bertindak untuk mengarahkan segenap sumber daya yang dimiliki upaya mencapai tujuan.

Pertama, humanisasi dimaksudkan sebagai upaya untuk menumbuhkan rasa perikemanusiaan. Menurut Yuliharti dan Umiarso nilai humanis sejatinya ingin membawa manusia pada fitrah kediriannya sebagai makhluk spiritual. Dalam kepemimpinan profetik, seorang pemimpin perlu menekankan nilai dan perilaku humanis yang mengedepankan entitas kemanusiaan dengan tetap berusaha berpijak nilai-nilai ilahiyah.

Baca Juga: TKW Asal Cianjur Pulang Tanpa Dibayar Gaji

Dalam sebuah kegiatan manajemen, pemimpin harus tetap berpegang teguh pada kepedulian terhadap sumber daya. Sumber daya manusia tidak boleh dieksploitasi tanpa batas.

Sebaliknya, orang pemimpin yang harus dapat memfokuskan pada pemberdayaan potensi pengikut sekaligus memberikan teladan melalui perilaku-perilaku yang konstruktif, menebar kebaikan melalui amal sholeh.

Tindakan pemimpin yang memperhatikan sisi humanistik pengikutnya tercermin dari perilaku seperti adil, sabar, kasih sayang, pengertian, dan sebagainya. Sebaliknya, pemimpin harus menjauhi sikap-sikap yang tidak menghormati bawahan, membenci, mengekspoitasi dan sebagainya.

Baca Juga: 183 Hektare Lahan Budi Daya Perikanan Terdampak Banjir Indramayu Ditanggung Asuransi

Kedua, liberasi bermakna membebaskan. Kepemimpinan profetik harus memiliki sifat membebaskan atau mencegah segala tindakan yang bersifat destruktif. Pemimpin harus berupaya membebaskan manusia dari segala bentuk eksploitasi, kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan serta kezaliman.

Meski bertumpu pada kalimat―mencegah dari yang mungkar, tidak berarti pencegahan tersebut bermakna kekerasan. Pembebasan tersebut tetap harus bertumpu pada landasan nilai-nilai transedensi, yang mengedepankan kedamaian.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah