PORTAL MAJALENGKA - PKI berkembang di Indonesia pasca kemerdekaan Indonesia tahun 1945.
Sebenarnya benih-benih PKI telah ada sejak tahun 1912. Kala itu Belanda masih menduduki Indonesia.
Benih PKI saat itu getol menyuarakan anti kolonialisme sehingga Belanda menjadi gerah. Belanda menganggap benih PKI merupakan gerakan ilegal.
Perjuangan orang-orang Indonesia untuk membebaskan negaranya dari penjajahan memang beragam.
Ada yang menyerahkan raga dan nyawa, harta, menyuarakan lewat politik, tulisan, kesenian, dan lain sebagainya.
Jika melihat Belanda yang kala itu menjajah negeri ini, maka tidak hanya militer yang memainkan peran menguasai Indonesia.
Baca Juga: Ikan Channa Orna Pilihan Tepat Buat Para Cewek Keepers
Namun banyak juga di antaranya yang bermain strategi dan politik, agar Indonesia tetap berada dalam genggaman Belanda.
Dilansir dari Buku Putih Benturan NU-PKI 1948-1965 (2013:22), Belanda memiliki kontribusi terhadap adanya PKI di Indonesia.
1. Pada tahun 1912, Belanda membawa paham komunis dengan datangnya Sneevliet dan ia membuat gerakan bernama Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) pada 1914.
Baca Juga: Ini Tugas Syekh Magelung Sakti Dikirim Sunan Gunung Jati ke Wilayah Cirebon Bagian Utara
ISDV sebagai benih kemudian berubah menjadi PKI pada 1920-an dan aktif melakukan gangguan terhadap pemerintahan Belanda di Indonesia.
Hingga tahun 1926 tercetus sebuah pemberontakan yang didalangi para komunis Belanda. Namun korbannya adalah banyak ulama dari Indonesia yang dituduh PKI oleh Belanda.
2. Belanda membantu PKI memberontak pada 1948. Dimulai dengan penaklukan wilayah karesidenan Madiun dan sekitarnya.
Baca Juga: Jawaban Cerdas Abu Nawas, Menangkan Sayembara Pertanyaan Lebih Dulu Mana Ayam dengan Telur
Dalam buku yang sama dijelaskan, bahwa Belanda jelas membantu PKI dalam hal logistik kepada Muso dan Amir Syarifudin.
Mereka juga turut menyiarkan propaganda saat PKI menguasai Madiun sampai Solo dan sekitarnya di media, baik radio atau koran milik Belanda.
Belanda juga melindungi para PKI saat dipukul mundur oleh tentara di daerah-daerah jajahannya.
Baca Juga: Pasca Tragedi Kanjuruhan, Polri Berjanji Tidak Bakal Gunakan Gas Air Mata Lagi
Bahkan tokoh-tokoh penting seperti Aidit, Alimin, dan Soemarsono dilarikan ke luar negeri agar selamat dan dapat menjalin kembali konsolidasi.
3. Belanda mendorong mitra Indonesianya untuk memukul PKI sebagai langkah untuk mengangkat Presiden Soekarno yang Nasionalis.
Langkah itu merupakan mainan politik yang berguna untuk memenangkan Perang Dingin antara blok barat pimpinan Amerika Serikat dengan blok timur pimpinan Uni Soviet dan China.
Baca Juga: Laga Terakhir K League 2, Ansan Greeners Harus Akui Keunggulan Daejon Hana Citizen
4. Belanda mengerahkan tim peneliti dari beberapa negara setelah PKI gagal dalam pemberontakan G30S PKI pada 1965.
Diketahui bahwa kala itu para PKI menjadi buruan karena telah menelan banyak korban yang berkisar antara tahun 1948-1965.
Atas nama ilmu pengetahuan, para peneliti melakukan serangkaian penelitian ilmiah yang dibiayai untuk melakukan penelitian pada peristiwa tersebut, dengan fokus PKI sebagai korban.
Baca Juga: Kuliner Surabaya, Nasi Kuning Emper Paling Ramai, Pagi Buta Sudah Membludak
Salah satu jurnal yang menjadi konsumsi masyarakat Internasional adalah Jurnal Indonesia terbitan Universitas Cornell.
Jurnal tersebut mengekspos para korban dari PKI, kekejaman pembersihan, serta membesar-besarkan jumlah korban.
5. Belanda juga hadir sebagai pembela PKI pasca opini Internasional terbentuk melalui buku dan tulisan yang tersebar.
Efeknya adalah menimbulkan simpati bagi khalayak umum, dari situlah kemudian alasan kemanusiaan dimunculkan.
Dengan alasan kemanusiaan tersebut, pembelaan terhadap PKI mulai digencarkan, salah satunya dengan cara melakukan tuduhan.
Tuduhan tersebut ditujukan kepada pemerintah, TNI, termasuk ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) bahwa telah
melakukan genosida.
Baca Juga: TPF Aremania Menduga Tragedi Kanjuruhan Kejahatan Sistematis, Minta Komnas HAM Bentuk Tim Penyelidik
Hal ini dianggap serius sehingga dengan tuduhan tersebut, maka pihak tertuduh harus diadili di Mahkamah internasional.
Itulah sekilas tentang kontribusi Belanda terhadap adanya PKI di Indonesia yang dimulai pada tahun 1912.***