Ia bertemu dengan Josef Stalin sebagai pimpinan komunis di Uni Soviet, Muso berguru padanya dan menjadi salah satu murid kesayangannya.
Baca Juga: Sekilas tentang Yel-yel PKI Berkaitan dengan Pesantren, Kyai, dan Santri
Muso saat itu sangat terinspirasi oleh gagasan-gagasan yang dibuat Stalin, Vladimir Lenin, dan Karl Marx tentunya dengan ciri khas kekerasan dalam pelaksanaan rezim komunis di dunia.
Muso juga memegang teguh buku manifesto karya Zagladin yang menjadi rujukan kaum komunis di dunia. Sehingga tidak heran jika Muso tega menghabisi kaum santri dan para kiai.
Saat kembali ke Indonesia, Muso malah melaksanakan ajaran keji Marxisme, Leninisme, Maoisme, dan Manifesto Komunis Zagladin yang gemar memainkan peran sebagai pengeksekusi.
Ajaran kemudian diusung dan dijunjung oleh kader-kader komunis di Indonesia, terbukti dengan adanya pembantaian yang dimulai dari Madiun pada September 1948 itu.
Muso juga melaksanakan cara-cara Lenin dan Stalin yang khas di Uni Soviet dan Tiongkok yakni menyiapkan lubang-lubang pembantaian.
Muso juga diketahui masuk ke dalam struktur Partai Komunis Internasional dan menjadi staf urusan Indonesia.
Baca Juga: Viral Video Oknum TNI Tendang Suporter saat Tragedi Kanjuruhan, Netizen Colek Panglima Andika