Suasana Pesantren Gontor saat PKI Menguasai Karesidenan Madiun September 1948

- 3 Oktober 2022, 23:32 WIB
Pondok Modern Darussalam Gontor. Suasana Pesantren Gontor saat PKI Menguasai Karesidenan Madiun September 1948
Pondok Modern Darussalam Gontor. Suasana Pesantren Gontor saat PKI Menguasai Karesidenan Madiun September 1948 /Instagram.com/@pondok.modern.gontor/

PORTAL MAJALENGKA - Pemberontakan PKI terhadap Indonesia membabi-buta pasca diproklamirkannya Republik Soviet Indonesia di Madiun pada 18 September 1948.

Karesidenan Madiun khususnya, yang terdiri dari Madiun, Magetan, Ponorogo, Pacitan, dan Ngawi di kemudian hari dikuasai oleh PKI.

Pesantren dibakar, kyai, dan santri dibunuh adalah hal yang dilakukan PKI. salah satu yang menjadi sasaran adalah Pesantren Gontor.

Dilansir dari buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015:115), Pesantren Gontor kala itu dipimpin oleh Kiai Ahmad Sahal dan Kiai Zarkasyi.

Baca Juga: Sekilas tentang Yel-yel PKI Berkaitan dengan Pesantren, Kyai, dan Santri

Pesantren Gontor telah terbukti melahirkan tokoh-tokoh Islam di Indonesia yang patut diperhitungkan.

Sebut saja di antaranya KH Idham Khalid, Din Syamsuddin, Emha Ainun Nadjib (Kiai Kanjeng), KH Hasyim Muzadi, Hidayat Nur Wahid, Nurcholish Madjid, Lukman Hakim Saifuddin, hingga Muhammad Maftuh Basyuni.

Kisah ini diceritakan oleh Jamal, santri asal Magelang yang saat itu bersedia mati bersama Kyai Sahal dan Kyai Zarkasyi pada saat PKI menyekap mereka.

Baca Juga: Timnas Indonesia U16 Cukur Habis Guam dengan Skor 14-0 pada Kualifikasi Piala Asia U17 2023

Pesantren Gontor kala itu menjadi tegang karena terdengar kabar setiap harinya telah terjadi pembunuhan oleh PKI terhadap kyai dan santri.

Saat september 1948, pesantren Gontor meliburkan kegiatan belajar-mengajar. Sehingga santri yang dekat rumahnya memilih untuk pulang. Sedangkan yang jauh memilih untuk tetap menjaga pesantren.

Kala itu Kyai Ahmad Sahal dan Kyai Zarkasyi setiap malam berunding dan mendiskusikan akan kemungkinan PKI menggempur pesantrennya.

Baca Juga: Babak Pertama Timnas Indonesia U16 vs Guam Kualifikasi Piala Asia U17 2023 Banjir Gol, Arkhan Kaka Quattrick

Mereka mengkhawatirkan keselamatan para santri yang oleh walinya telah mengamanatkan anak-anak tersebut menimba ilmu di sana.

Kala itu santri yang tersisa atau tidak pulang kampung halaman berjumlah 200 orang.

Karena aksi yang dibuat PKI pula, akhirnya para santri Gontor yang tidak pulang tidak mendapatkan kiriman bekal dari keluarganya.

Baca Juga: Viral Video Oknum TNI Tendang Suporter saat Tragedi Kanjuruhan, Netizen Colek Panglima Andika

Dengan keadaan yang mencekam dan ekonomi yang tercekik karena adanya aksi PKI, akhirnya para kyai di sana menyepakati untuk menjual barang-barang guna memenuhi kebutuhan santri.

Contoh yang dilihat oleh Jamal kala itu adalah pengorbanan Nyai Sutikah (Istri
KH Ahmad Sahal). Ia harus menjual perhiasan emasnya untuk biaya hidup para santri.

Tidak ketinggalan Nyai Zarkasyi bahkan harus menjual satu-satunya mesin jahit
yang dimiliki untuk kebutuhan yang sama.

Baca Juga: Cerita Memilukan dari Pelatih Arema FC Javier Roca saat Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang

Santri kala itu tidak boleh bepergian jauh dan hanya diperbolehkan untuk tetap tinggal di pondok sampai ada keputusan akhir dari pengasuhnya.

Sampai akhirnya dikabarkan bahwa PKI telah sampai di daerah Jabug. Yakni sebelah barat Gontor dengan jarak tempuh beberapa jam saja jika ingin sampai ke Gontor.

Jamal melihat kyainya yakni Kyai Ahmad Sahal dan Kyai Zarkasyi berembuk dengan santri senior yaitu Ghozali Anwar seorang pimpinan Hizbullah dan Soiman.

Baca Juga: Jokowi: Sebentar Lagi Pandemi COVID-19 Dinyatakan Berakhir

Dibuatlah keputusan akhir yakni mengungsikan santri-santri yang sudah besar ke daerah lain. Sedangkan yang kecil dititipkan ke rumah penduduk.

Namun Kyai Ahmad Sahal dan Kyai Zarkasyi tidak mau ikut mengungsi karena khawatir akan keadaan pesantren.

Setelah diberikan pengarahan oleh Kyai Rahmat Soekarto, kakak tertua mereka berdua, akhirnya Kyai Sahal dan Kyai Zarkasyi pun ikut mengungsi bersama santri.

Baca Juga: Tak Kena Dampak Tragedi Kanjuruhan, Laga Timnas Indonesia U16 vs Guam Tetap Berlangsung Malam Ini

Tinggallah di pesantren Kyai Soekarto yang merupakan seorang lurah Desa Gontor dan Imam sholat Jumat bersama 2 santri yang menyamar sebagai Kyai Sahal dan Kyai Zarkasyi.

Namun belum juga melakukan pengungsian, ternyata pesantren Gontor sudah diperingatkan oleh sepucuk surat yang diantarkan oleh seseorang.

Isi surat itu adalah perintah dari pasukan PKI Muso agar seluruh warga pesantren Gontor tidak meninggalkan tempat jika tidak ingin pesantren Gontor diporak-porandakan oleh PKI.

Baca Juga: Pertimbangan NasDem Usung Anies Baswedan sebagai Capres

Sempat Kyai Sahal dan Kyai Zarkasyi mengurungkan niat mengungsi. Tapi santri terus membujuk mereka berdua, hingga akhirnya tetap dalam rencana.

Berangkatlah rombongan kyai dan santri Gontor ke arah timur menuju Gua Kusumo (saat ini lebih dikenal dengan Gua Sahal) di Trenggalek.

Mereka menempuh jalur utara melewati gunung Bayangkaki dan tercetuslah ucapan dari Kyai Sahal saat itu. "Labuh bondo, labuh bahu, labuh pikir, lek perlu saknyawane pisan," ucap Kiai Sahal.

Baca Juga: BSU Tahap 4 Cair Hari Ini? Segera Cek Daftar Penerimanya di Bawah Ini

Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah "korban harta, korban tenaga, korban pikiran, jika perlu nyawa sekalian akan aku berikan."

Kyai Rahmat Soekarto sang lurah Desa Gontor dan 2 santri yang menyamar kemudian didatangi PKI sehari setelah Kyai Sahal dan santrinya berangkat mengungsi.

Itulah suasana pesantren Gontor saat PKI menguasai Karesidenan Madiun September 1948.

Baca Juga: Tembakan Gas Air Mata, Diduga Jadi Pemicu Tragedi Ratusan Nyawa Melayang di Kanjuruhan Malang

Lantas bagaimana kisah selanjutnya? Nantikan artikel selanjutnya.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015) karya Anab Afifi dan Thowaf Zuharon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x