Habib Rizieq Shihab Ungkap Pertemuan Rahasia dengan Budi Gunawan dan Tito Karnavian

10 Juni 2021, 21:54 WIB
Habib Rizieq Shihab (duduk) saat menjalani persidangan. Habib Rizieq mengungkapkan pertemuan rahasia dengan Budi Gunawan dan Tito Karnavian di Arab Saudi saat menyampaikan pledoi. /Antara

PORTAL MAJALENGKA - Terdakwa kasus kabar bohong hasil swab test (tes usap) Covid-19 di RS Ummi Bogor, Habib Rizieq Shihab (HRS) blak-blakan menceritakan pertemuan rahasia antara dirinya dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan dan Kapolri saat itu, Tito Karnavian.

Terkait pertemuan rahasia Habib Rizieq dengan Budi Gunawan dan Tito Karnavian itu terjadi di sebuah hotel mewah di Kota Jeddah, Arab Saudi pada medio 2017-2018.

Pertemuan pertama terjadi pada awal Juni 2017 antara Habib Rizieq dengan kepala BIN Budi Gunawan. Dalam pertemuan itu berlangsung di hotel bintang lima di Kota Jeddah, Arab Saudi.

Baca Juga: Makan Malam Habib Rizieq Ditahan Petugas Keamanan Sidang, Hakim: Hak Terdakwa Itu, Kok Dibatasi? 

Pertemuan itu, kata Habib Rozieq, menghasilkan beberapa kesepakatan. Di antaranya janji Budi Gunawan untuk menghentikan semua kasus hukum yang menjerat Habib Rizieq bersama rekan-rekannya yang lain.

"Sehingga tidak ada lagi fitnah kriminalisasi, dan sepakat mengedepankan dialog daripada pengerahan massa, serta siap mendukung semua kebijakan Pemerintahan Jokowi selama tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam dan konstitusi negara Indonesia," kata Habib Rizieq dalam nota pembelaannya pada sidang dengan agenda Pledoi di PN Jakarta Timur, Kamis, 10 Juni 2021.

Kesepakatan itu dibuktikan dengan penandatanganan perjanjian antara dirinya dengan Komandan Operasional BIN kala itu, Mayjen TNI (Pur) Agus Soeharto dan disaksikan langsung oleh Kepala BIN, Budi Gunawan.

Baca Juga: Ini Alasan Eks Kapolres Jakpus Kombes Heru Novianto Tidak Bubarkan Kerumanan Petamburan di Acara Habib Rizieq

"Kemudian surat tersebut dibawa ke Jakarta dan disaksikan serta ditandatangani juga oleh Ketua Umum MUI Pusat Ma`ruf Amin yang kini menjadi Wakil Presiden RI," umbar HRS.

Waktu berlalu. Habib Rizieq tetap tertahan di Arab Saudi. Lalu pada 2018, ia juga sempat bertemu dengan Tito Karnavian sebanyak dua kali saat di Makkah pada tahun 2018.

Pertemuan itu sempat digelar di salah satu hotel dekat Masjidil Haram Kota Suci Mekkah.

Baca Juga: Gugatan Praperadilan Ditolak, Proses Hukum Habib Rizieq Berlanjut

"Dalam dua kali pertemuan tersebut saya menekankan bahwa saya siap tidak terlibat sama sekali dengan urusan politik praktis terkait Pilpres 2019," kata Habib Rizieq.

Meski demikian, Habib Rizieq mengajukan tiga syarat untuk mengabulkan kesepakatan tersebut. Permintaan pertama, Habib Rizieq meminta agar para penista agama seperti Abu Janda, Ade Armando, Denny Siregar, dan semua yang menista agama untuk diproses hukum.

"Mereka yang sering menodai agama dan menista ulama juga harus diproses hukum, sesuai dengan prinsip equality before the law sebagaimana dimanatkan UUD 1945," kata dia.

Baca Juga: Pengurus IPNU dan IPPNU Kabupaten Cirebon 2021-2023 Dilantik Besok, Ini Agenda Penting yang Bisa Diikuti

Permintaan kedua, yakni untuk menghentikan kebangkitan PKI di Indonesia. Ia meminta kepada Tito agar Amanat TAP MPRS RI No XXV Tahun 1966 tentang Pembubaran dan Pelarangan PKI harus dijalankan dengan tegas.

Permintaan terakhir, Habib Rizieq meminta agar menghentikan penjualan aset negara ke asing. Ia meminta agar semua aset dan kekayaan negara sebesar-besarnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat.

"Lalu khusus pribumi Indonesia perlu diberi kesempatan bersaing yang sehat dengan asing maupun aseng agar bisa jadi tuan di negeri sendiri dengan tanpa bermaksud diskriminasi," kata dia.

Baca Juga: Lirik Lagu Bawa Aku ke Penghulu-Lesti Kejora

Meski demikian, Habib Rizieq mengatakan, kesepakatan tersebut semua kandas. Hal itu diakibatkan adanya operasi intelijen hitam berskala besar yang berhasil memengaruhi Kerajaan Saudi. Hal itu lantas membuat dirinya dicekal dan tidak bisa pulang ke Indonesia.

"Saya tidak tahu apakah eks Menko Polhukam RI Wiranto dan Kepala BIN Budi Gunawan serta Tito Karnavian yang mengkhianati dialog dan kesepakatan, serta mereka terlibat dalam operasi intelijen hitam berskala besar tersebut," kata Habib Rizieq.***

Editor: Husain Ali

Tags

Terkini

Terpopuler