Jasa Sunan Gunung Jati dan Raden Walangsungsang, Cirebon Jadi Sentral Penyebaran Islam di Jawa Barat

13 Oktober 2022, 22:13 WIB
Jasa Sunan Gunung Jati dan Raden Walangsungsang, Cirebon Jadi Sentral Penyebaran Islam di Jawa Barat /YouTube Penerus Para Wali

PORTAL MAJALENGKA - Cirebon sebagai pusat penyebaran Islam di Jawa Barat mulai menampakkan eksistensinya ketika dipimpin Pangeran Walangsungsang, putra Prabu Siliwangi, juga uwaknya Sunan Gunung Jati.

Kala awal dipimpin Pangeran Walangsungdang, uwaknya Sunan Gunung Jati, Cirebon masih dikenal dengan nama Lemahwungkuk yang kemudian berganti menjadi Nagari Caruban Larang.

Saat menjadi pemimpin, Pangeran Walangsungsang giat mengembangkan dakwah Islam dengan membangun berbagai fasilitas umum. Seperti perkampungan, pelabuhan, dan jalanan.

Baca Juga: Masa Sunan Gunung Jati Pimpin Cirebon hingga Dikenal Jadi Kota Pelabuhan yang Potensial

Puncak Cirebon menduduki masa kejayaannya sebagai sentral penyebaran Islam di Jawa Barat bermula ketika Pangeran Walangsungsang menyerahkan kekuasaannya pada sang keponakan, Sunan Gunung Jati.

Dengan diangkatnya Sunan Gunung Jati sebagai pemimpin Cirebon, mendapat dukungan penuh dari para Walisongo yang berada di Tanah Jawa.

Ketika menjadi pemimpin, Sunan Gunung Jati menjadikan Cirebon sebagai kerajaan mandiri yang lepas dari Pajajaran.

Baca Juga: Kuliner Siomay Pojokan Surabaya Buka Magrib Tutup Subuh, Ramainya Gak Masuk Akal

Hal itu dipertegas dengan dihentikannya segala bentuk pengiriman upeti ke pihak Pajajaran. Meskipun pada saat itu yang memimpin Pajajaran adalah Prabu Siliwangi, kakeknya sendiri.

Di samping itu, Islam juga telah menyebar secara luas ke berbagai wilayah. Tentunya hal tersebut tidak lepas dari peran para pedagang, musafir, ahli kriya, dan seniman yang turut memperkenalkan Islam kepada penduduk lain di luar Cirebon.

Kemajuan Cirebon sebagai pusat peradaban Islam di Jawa Barat tidak hanya dilihat dari sisi pelabuhan semata. Akan tetapi terdapat pula perkembangan lain yang menopang Cirebon sebagai daerah dengan cirinya tersendiri, beberapa di antaranya:

Baca Juga: KULINER! Resep Masakan Gado-Gado, Dilengkapi Wortel Potong Korek Api Rebus

1. Pertumbuhan dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat terlihat dari munculnya berbagai pesantren di sekitar wilayah Cirebon.

2. Munculnya perkembangan dalam bidang arsitektur, baik yang profan maupun yang sakral. Seperti bangunan masjid, keraton, dan berbagai ornamen lokal lainnya.

3. Munculnya berbagai bidang karya seni. Termasuk seni pertunjukan tradisional seperti wayang kulit.

Baca Juga: KULINER BANDUNG: Perkedel Legend Jualan Sejak 1982, Mulai Dimasak Pukul 9 Malam

4. Terjadinya perkembangan pemikiran dalam bentuk penulisan naskah-naskah keagamaan yang manuskripnya masih tersimpan di keraton-keraton Cirebon dan di tempat-tempat lain di Jawa Barat.

Permukiman di wilayah Cirebon turut serta mempercepat proses perkembangan Cirebon menjadi salah satu bandar utama di pantai utara Pulau Jawa.

Pengaruh penyebaran Islam dari Cirebon ke arah barat juga dibuktikan dengan dikukuhkannya Pangeran Hasanuddin, putra Sunan Gunung Jati, sebagai pemimpin Banten.

Baca Juga: Ukuran Akuarium Ikan Channa Stewartii, Butuh Sempit Apa Luas? Jangan Bingung Berikut Penjelasannya

Meski terdapat beberapa anggapan dari berbagai sumber yang mengatakan jika Demak adalah kerajaan Islam tertua di Pulau Jawa, namun Islam telah lebih dulu muncul di Cirebon.

Hal ini dibuktikan dengan adanya seorang guru agama Islam di Cirebon yang usianya lebih tua daripada usia Kerajaan Demak.

Beliau merupakan guru Sunan Kalijaga. Guru agama Islam tersebut bernama Syekh Nurjati atau Syekh Datuk Kahfi.

Baca Juga: Link Tes Ujian IQ SMA/Sederajat, Cari Tau Seberapa Cerdasnya Kamu dalam Berpikir

Munculnya Cirebon sebagai kekuatan politik Islam di Jawa Barat yang memiliki peranan strategis dalam menyiarkan dakwah Islam tidak lepas dari peran besar para Walisongo di Tanah Jawa, khususnya Sunan Gunung Jati.***

Disclaimer: Artikel ini dikutip dari satu sumber. Membuka kemungkinan adanya perbedaan dari sumber sumber lainnya.

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku Jalan Hidup Sunan Gunung Jati karya Eman Suryaman

Tags

Terkini

Terpopuler