PORTAL MAJALENGKA - Seperti yang telah ditulis dalam kisah pantangan di balik terpangkasnya rambut Syekh Magelung Sakti Mencari Sunan Gunung Jati sebagai sang mursyid, kedatangan Syekh Magelung Sakti disambut Mbah Kuwu Sangkan Cirebon di pelabuhan Muara Jati.
Selain untuk menyambut Mbah Kuwu juga diamanatkan Sunan Gunung Jati untuk menguji maksud kedatangan dari tamunya tersebut.
Setelah beramah tamah, amanat Sunan Gunung Jati pun segera dilaksanakan, Mbah Kuwu mengajak Syekh Magelung Sakti sholat berjamaah kedalam ‘bumbung pring’ (potongan bambu).
Berkenaan dengan peristiwa itu, kalaupun hal tersebut memang benar demikian adanya, tentu bisa dimaklum akan karomah yang Mbah Kuwu Sangkan miliki.
Adapun andai hal tersebut sebuah symbol atau analogi untuk menyimpulkan peristiwa tentu juga sangat tepat. Karena di berbagai belahan dunia, bambu memiliki nilai filosofis dalam beberapa kebudayaan bangsa.
Seperti di Tiongkok bambu dijadikan sebagai simbol keteguhan dan ketulusan. Sementara di India bambu merupakan simbol atau tanda persahabatan.
Sering pula bambu juga dijadikan simbol sosok kesatria, jagoan, pendekar ataupun di Indonesia sendiri bambu dijadikan senjata dalam mengusir para penjajah.
Jika menengok sedikit mengenai pohon bambu itu sendiri. Tanaman ini memiliki akar yang mencengkeram tanah, berbentuk rimpang berbuku dan beruas.