Di Balik Sepotong Bambu (Bumbung Pring) Simbol Sunan Gunung Jati Sambut Syekh Magelung Sakti

- 10 Oktober 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi Sunan Gunung Jati salah satu Walisongo.
Ilustrasi Sunan Gunung Jati salah satu Walisongo. /Tangkap layar youtube/YouTube Channel Cerita Sejarah

Pada tiap bukunya akan ditumbuhi serabut dan tunas yang dapat tumbuh sebagai batang.

Baca Juga: Tes Kejelian Mata yang Cukup Sulit, Ada 5 Perbedaan dalam Gambar Pelabuhan yang Penuh Sesak

Tanaman bambu tumbuh berumpun dan terdiri mulai dari rebung, batang muda, hingga umur dewasa yang mencapai 4-5 tahun.

Karakter tanaman ini menyejukan dan kuat sangat jarang bambu tumbang akibat serangan angin, selain karena akar yang kuat, batangnya pun sangat elastis mengikuti ayunan angin.

Berkaca dari hal tersebut selanjutnya pohon bambu diambil kedalam penganalogian falsafah Jawa Ngelmu Pring (Belajar dari Bambu).

Baca Juga: Babak Pertama Timnas Indonesia vs Malaysia Kualifikasi Piala Asia U17 2023, Garuda Muda Babak Belur

Dan akhirnya falsafah tersebut melarut dalam kehidupan masyarakat Jawa. Oleh karena itulah khususnya masyarakat di Cirebon memiliki kehidupan yang sangat spesifik.

Dalam hal ini bisa ada kemungkinan analogi bambu sengaja digunakan untuk menyimpulkan kisah pertemuan Mbah Kuwu dan syekh Magelung sakti tersebut agar simple dan mudah.

Analogi bambu itu bisa jadi melambangkan sikap Mbah Kuwu sendiri yang mampu meneduhkan suasana keilmuan Syekh Magelung Sakti.

Baca Juga: Tes Kejelian Mata, Cari 5 Perbedaan pada Gambar, untuk Hiburan di Waktu Santai

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x