PORTAL MAJALENGKA - Keputusan Sunan Gunung Jati untuk menyambut kedatangan Syekh Magelung Sakti dari Mesir yang berlabuh di pelabuhan Muara Jati tidaklah diambil tanpa pertimbangan yang matang.
Dengan maqom yang tinggi sebagai wali Quthbul Mutlak, beliau mengetahui capaian maqom wali-wali lainnya. Dan sosok Mbah Kuwu Sangkan selaku uwak sekaligus sesepuh penasehat beliau merupakan sosok tepat untuk melakukan hal tersebut.
Kearifan dan kedalaman ilmu Mbah Kuwu Sangkan dianggap mampu dan menguasai berbagai kemungkinan.
Baca Juga: Update Klasemen Sementara MotoGP 2022 Usai MotoGP Thailand, Fabio Quartararo Kian Terancam
Sosok Mbah Kuwu diharapkan bisa menetralisir segudang pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki Syekh Magelung Sakti tersebut.
Jika dalam berbagai cerita pertemuan Syekh Magelung Sakti tampak dijelaskan sekilas atau sebentar. Kemungkinan hal tersebut dirasa sudah terwakilkan dengan simbol tersebut atau karena keterbatasan ruang tulisan dan mungkin sumber catatan yang sedikit.
Muatan sejarah Cirebon khususnya seringkali menggunakan symbol-simbol (semiotic), seperti diceritakan dalam penyambutan Syekh Magelung Sakti, Mbah Kuwu Sangkan mengajak sholat berjamaah kedalam bumbung pring (potongan bambu).
Baca Juga: MEMASUKI BULAN MAULID, Ketahui Rahasia-rahasia Fadilah dan Keajaiban Sholawat Nabi Muhamad SAW