Menurut logika hal tersebut bisa dianggap mustahil, akan tetapi jika menengok masa dan tokoh yang berperan saat itu bisa jadi hal tersebut real terjadi.
Bukan bermaksud melebih-lebihkan karomah tetapi keberadaan mistik saat itu berkembang pesat, sebagaimana sains hari ini. Harus diakui budaya timur saat itu begitu unggul dengan kemampuan dan kemajuan batinnya.
Baik mari kembali ke cerita, jika diambil dengan nalar ada kemungkinan dalam penyambutan tersebut ada banyak dialog diantara keduanya.
Baca Juga: Spesialis Lintasan Basah, Miguel Oliveira Juarai MotoGP Thailand 2022
Meski demikian tampaknya Syekh Magelung Sakti memahami benar mengenai tasawuf dengan apa yang disampaikan dan dibuktikan Mbah Kuwu Cirebon.
Sepertinya kondisi Syekh Magelung Sakti saat itu mirip yang dialami Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy- Syafi’I atau lebih singkatnya Imam Ghazali, ia merasa belum mencapai kepuasan dalam ilmunya hingga tertambat pada Tasyawuf.
Kerinduan dan kecintaan terhadap ilmu itulah yang kemudian ia diberi petunjuk Allah SWT, dengan mengutus Nabiullah Hidir AS untuk menuntunnya, agar memperoleh seorang mursyid yakni Sunan Gunung Jati.
Baca Juga: Tes Kelemahan Diri, Coba dan Cari Tahu Apa yang Menjadi Kelemahan Diri
Selain melakukan penyeleksian pengetahuan keagamaan dan ketauhidan, Syekh Magelung Sakti rupanya juga harus diuji dengan kemampuan perang atau pertahanan diri.
Mengenai bagian kisah ini anda bisa lihat artikel sebelumnya: ujian Syekh Magelung Sakti mencari Sunan Gunung Jati sebagai mursyid, sayembara kalahkan NyiMas Gandasari.