PORTAL MAJALENGKA - Sunda Wiwitan merupakan kepercayaan yang dianut oleh suku Sunda asli. Bahkan hal ini sudah ada sejak dulu, termasuk ketika zaman Prabu Siliwangi.
Prabu Siliwangi merupakan raja yang berhasil menyatukan dua kerajaan yaitu kerajaan Sunda dan juga kerajaan Galuh.
Kerajaan Sunda Galuh pada awalnya adalah satu kerajaan yang memiliki wilayah yang berjajar begitu luas di sepanjang Jawa Barat.
Baca Juga: Momentum Hari Kebangkitan Nasional 2022, AKUR Sunda Wiwitan Masih Rasakan Diskriminasi
Kerajaan Sunda Galuh akhirnya dibagi menjadi dua menjadi kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh ini dipimpin oleh dua putra raja.
Namun dua kerajaan ini sempat terjadi konflik hingga akan terjadi perang saudara diantara kedua kerajaan yaitu Sunda dan Galuh.
Prabu Siliwangi yang tidak menghendaki adanya perang saudara, akhirnya mengusulkan untuk memecahkan konflik yang terjadi dengan musyawarah.
Baca Juga: AKUR Sunda Wiwitan Tolak Sita Eksekusi Lahan Tanah Adat Oleh Pengadilan
Dari usulan Prabu Siliwangi ini akhirnya perang saudara ini dapat digagalkan, dan kedua raja memutuskan untuk lengser dari tahta dan menyerahkan kepada Prabu Siliwangi.
Dari sinilah Prabu Siliwangi naik tahta dan menjadi raja dari dua kerajaan yang kembali disatukan menjadi Sunda Galuh yang beribukota di Pakuan Pajajar.
Diketahui Benk moyang Suku Sunda Asli memeluk kepercayaan Sunda Wiwitan, begitupun dengan Prabu Siliwangi sendiri.
Baca Juga: Netizen Beri Rekomendasi 4 Nama Sutradara Beken untuk Garap Film Sewu Dino, Siapa Saja?
Ketika belum menikah dengan Nyimas Subang Larang, Prabu Siliwangi menganut kepercayaan Sunda Wiwitan.
Namun karena cintanya terhadap Nyimas Subang Larang akhirnya Prabu Siliwangi mengucap syahadat dan masuk Islam untuk bisa menikahinya.
Lalu apa itu Sunda Wiwitan?
Dikutip Portal Majalengka dari berbagai sumber, Sunda Wiwitan merupakan suatu kepercayaan yang dianut sebagian Masyarakat Sunda.
Baca Juga: Ungkap Kasus Subang: Polisi Beri Pernyataan Tegas, Pengacara Danu Tanggapi Begini
Kepercayaan Sunda Wiwitan dapat ditemui di sebagian desa di provinsi Banten dan Jawa Barat.
Inilah beberapa wilayah yang masih menganut ajaran Sunda Wiwitan yaitu:
1. Kanekes, Lebak, Banten;
2. Ciptagelar Kasepuhan Banten Kidul,
3. Cisolok, Sukabumi;
4. Kampung Naga; dan
5. Cigugur, Kuningan.
Sunda Wiwitan adalah satu kepercayaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur atau bisa juga disebut dengan istilah Animisme dan Dinamisme.
Suku Sunda asli pada zaman dahulu termasuk Prabu Siliwangi menganut ajara Sunda Wiwitan ini, kepercayaan yang lama dianut oleh suku sunda.
Dalam praktiknya, penganut kepercayaan Sunda Wiwitan menerapkan sistem mono theisme kuno lewat kehadiran kekuasaan tertinggi.
Baca Juga: Kasus Binomo: Mobil Ferrari Indra Kenz Dibawa ke Jakarta
Sang Hyang Kersa atau gusti sikang sawiji-wiji Tuhan yang maha tunggal inilah yang diyakini menjadi tuhan mereka.
Silih asah silih asih dan silih asuh menjadi konsep utama dalam ajaran Sunda Wiwitan, sehingga penganut Sunda Wiwitan dikenal sangat ramah terhadap sesama.
Masyarakat penganut Sunda Wiwitan mempercayai 3 alam yang menaungi manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya.
Baca Juga: Mantan Suami Laporkan Wanda Hamidah ke Polisi, Diduga Lakukan Perusakan Rumah
Ketiga alam tersebut ialah:
1. Buana Nyungcung (tempat bersemayam Sang Hyang Kersa dan letaknya paling atas).
2. Buana Panca (tempat berdiam manusia dan makhluk lainnya, tempatnya di tengah).
3. Buana Larang (merupakan tempat serupa neraka dan letaknya di paling bawah).
Itulah sekilas tentang ajaran Sunda Wiwitan yang menjadi pegangan asli dari Suku Sunda yang hingga saat ini masih ada di Jawa Barat.***