Kemiripan dengan Seni Tari Topeng Cirebon juga ditemukan di daerah Subang, Indramayu, Jatibarang, Majalengka, Losari, hingga Brebes di wilayah Jawa Tengah.
Topeng Cirebon, baik yang untuk hiasan maupun untuk menari, terbuat dari bahan kayu lunak hingga mudah dibentuk. Misalnya kayu jaran, kayu waru, kayu mangga, juga kayu pohon kapuk.
Baca Juga: Diminta Bertanggung Jawab atas Masuknya 34 WNA Asal China, Begini Penjelasan Imigrasi
Meski dibuat dari kayu lunak namun seniman pembuat topeng perlu berhati-hati bekerja menghasilkan karya. Biasanya perajin topeng butuh waktu sehari atau dua hari untuk dapat menghasilkan sebuah topeng.
Pada seni tari topeng, penari menutupi wajahnya menggunakan topeng tertentu. Saat menggunakan topeng yang berlainan, tarian penari pun berbeda disesuaikan dengan karakter topeng.
Syahdan, seni tari topeng yang tersebar ke wilayah Cirebon berasal dari wilayah Jawa Timur di masa Kerajaan Jenggala sekitar abad 10-11 Masehi.
Di wilayah Cirebon, dilansir dari sumber terpercaya, seni tari topeng kian marak sesuai dengan semangat penyebaran agama Islam oleh Sunan Gunungjati yang kemudian menjadi Sultan Kerajaan Cirebon.
Bekerja sama dengan Sunan Kalijaga, sesama anggota Walisongo, Sunan Gunungjati alias Syekh Syarief Hidayatullah memanfaatkan tari topeng sebagai sarana dakwah Islam.
Selain tari topeng, kedua waliullah juga memanfaatkan wayang kulit, gamelan renteng, brai, angklung, reog, maupun berokan.