Waspada Stunting pada Bayi dan Balita, Ini Penyebab dan Dampaknya

- 10 Juli 2023, 17:23 WIB
Waspada Stunting pada Bayi dan Balita, Ini Penyebab dan Dampaknya./Foto Ilustrasi
Waspada Stunting pada Bayi dan Balita, Ini Penyebab dan Dampaknya./Foto Ilustrasi /Pexels.com / cottonbro studio/

PORTAL MAJALENGKA - Semestinya setiap orang tua penting memahami masalah stunting pada balita. Terutama kaum ibu karena erat kaitannya dengan tumbuh kembangnya anak.

Stunting pada balita merupakan masalah gagal pertumbuhan dan perkembangan disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama

Di Indonesia secara umum stunting pada balita terjadi setelah bayi memasuki usia antara 2 hingga 3 bulan.

Baca Juga: Pemerintah Minta Calon Pengantin Miliki Sertifikat Esimil, BKKBN: Strategi Cegah Prevalensi Stunting

Pada tahun 2019 kasus stunting di Indonesia mencapai 27,7 persen dan Indonesia berada pada peringkat 108 dari 152 negara.

Di Indonesia kasus stunting banyak terjadi di wilayah paling timur dan paling barat. Puncaknya ada di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana kasus ini hingga mencapai 51,7 persen.

Secara keseluruhan masih ada 18 Provinsi di Indonesia dengan kasus stunting yang tinggi mencapai 30- 40 persen.

Baca Juga: Uniknya Undangan Hajatan di Majalengka

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab stunting pada balita, baik faktor dari sejak dalam kandungan ataupun setelah lahir.

Dirangkum dari berbagai sumber, di antara beberapa faktor penyebab stunting pada 
balita adalah:

1. Lingkungan yang tidak sehat

Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan yang erat kaitannya dengan tumbuh kembangnya bayi.

Baca Juga: Jokowi Kunker di Jawa Barat Selasa 11 Juli 2023, Salah Satunya Resmikan Tol Cisumdawu

Lingkungan tidak sehat tentunya akan menjadi sumber munculnya berbagai jenis penyakit. Bayi yang terserang penyakit akan mengalami gangguan proses tumbuh kembang.

Jika kondisi tersebut tidak segera ditangani besar kemungkinan bayi bisa bakal alami gagal tumbuh dan berkembang.

Karena itu penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat agar proses tumbuh kembang anak tidak terhambat.

Baca Juga: PENGUMUMAN HASIL TES CAT Calon Bawaslu Kabupaten/Kota Sudah Keluar? Berikut Kisi-Kisi Tes Wawancara

2. Penyakit infeksi yang berulang

Faktor penyebab yang kedua ini pada dasarnya masih berkaitan dengan yang telah disampaikan di atas.

Melalaikan penyakit hingga menjadi infeksi yang berulang menyebabkan meningkatnya kebutuhan gizi. Dalam hal ini tubuh banyak menyerap energi lebih untuk melawan kuman penyakit. Sehingga mau tidak mau kebutuhan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan teralihkan.

3. Asupan gizi yang tidak terpenuh

Bayi atau balita butuh asupan gizi yang memadai. Jika mereka mengalami kekurangan atau keterlambatan gizi yang lama, maka dapat berakibat bakal alami stunting.

Baca Juga: Asnawi Day! Berikut Jadwal, Prediksi, Serta Link Live Streaming Chungnam Asan vs Jeonnam Dragons

Bagaimanapun di masa-masa tersebut bayi atau balita sangat tergantung dengan kondisi asupan gizi yang mereka terima untuk tumbuh dan berkembang secara normal.

4. Imunisasi yang tidak lengkap

Selain butuh asupan gizi, pertumbuhan dan perkembangan bayi atau balita harus didukung imunisasi yang lengkap.

Imunisasi yang lengkap dapat membuat anak atau balita memiliki kekebalan tubuh. Sehingga tidak rentan terkena penyakit infeksi seperti polio, tetanus, difteri dan lain-lain.

Baca Juga: Begini Jawaban Presiden Jokowi saat Ditanya Anak SD Alasan Ibu Kota Indonesia Pindah ke Kalimantan

Stunting dapat terjadi sejak anak atau balita masih dalam kandungan. Di mana proses terjadinya stunting ini bersamaan dengan hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ vital lainnya seperti otak, jantung, ginjal dan yang lainnya.

Mengenai dampak dari stunting pada anak atau balita sangat buruk. Beberapa di antaranya adalah:

1. Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa atau lebih pendek dibandingkan pada umumnya.

Baca Juga: MENGULIK MANFAAT BEDONG BAYI, Kebiasaan Orang Tua Dulu yang Mulai Memudar

2. Perkembangan kognitif, motorik dan verbal pada anak atau balita tidak optimal.

3. Meningkatnya risiko penyakit infeksi dan yang lainnya.

4. Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah.

Jadi stunting pada anak atau balita ini dapat berpengaruh besar dalam kehidupan sosial. Karena pastinya bakal memengaruhi kualitas sumber daya manusianya.

Baca Juga: Rahasia Tidur yang Baik dan Sesuai Anjuran Rasulullah SAW, Terapakan Ini jika Ingin Sehat

Dalam lingkup Indonesia tentunya hal ini sangat berpotensi bisa menimbulkan kerugian ekonomi.***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Husain Ali

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x