Prokes, Vaksinasi dan Deteksi Dini Diperlukan untuk Antisipasi Varian Baru

8 Desember 2021, 11:30 WIB
Prokes, Vaksinasi dan Deteksi Dini Diperlukan untuk Antisipasi Varian Baru /Polrestabesmakassar.com/

PORTAL MAJALENGKA – Pemerintah terus memantau virus COVID-19 varian baru Omicron. Berbagai upaya dan kebijakan diambil guna mencegah virus tersebut masuk ke Indonesia.

Munculnya varian ini menjadi bukti bahwa COVID-19 tetap harus diwaspadai. Karena itu, meski pandemi dalam situasi landai di Indonesia, pemerintah meminta masyarakat terus menjaga protokol kesehatan dan segera melengkapi vaksinasi.

World Health Organization atau WHO menyatakan varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali ditemukan di Benua Afrika pada 24 November 2021. Hanya dua hari sesudahnya, varian ini telah dikategorikan sebagai variant of concern.

Baca Juga: Berikut Aturan Perjalanan Darat Saat Nataru

Omicron disebut sebagai salah satu yang sangat cepat dalam penularan dan di berbagai negara, penelitian terus dilakukan untuk mempelajari varian baru ini.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi menggarisbawahi bahwa penyebaran Omicron sangat cepat.

“Jumlah negara yang melaporkan sudah hampir 45 negara, jadi sangat cepat penyebarannya,” ujar Nadia.

Baca Juga: Waspada Curah Hujan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022

Ia juga menjelaskan bahwa di beberapa negara tersebut, terdapat kasus di mana orang yang
terinfeksi tidak memiliki riwayat perjalanan luar negeri. Karena itu Nadia mengingatkan, bahwa sejalan dengan pengetatan pintu masuk, masyarakat di dalam negeri juga harus tetap waspada.

Sedangkan terkait situasi di tanah air, Nadia menyebutkan, meski laju penularan rendah, namun varian Delta yang mendominasi virus COVID-19 di Indonesia masih terus bermutasi.

Setidaknya 23 varian turunan telah teridentifikasi. Artinya, kata Nadia, upaya pengendalian seperti disiplin prokes, vaksinasi dan deteksi dini adalah keharusan.

Baca Juga: Menaker Apresiasi Peserta dan Alumni Magang di Jepang Jadi Youtuber

“Kalau prokes dilakukan, dapat mencegah virus menemukan inang baru untuk berkembang,”
tuturnya. Sedangkan vaksinasi, dikatakannya, selain mencegah sakit parah, juga akan menekan jumlah populasi virus.

“Bila semua sudah divaksinasi, kita akan punya benteng kekebalan yang bisa menjaga kita dari varian baru dari luar negeri maupun munculnya varian baru di dalam negeri,” papar Nadia.

Hal tersebut juga ditegaskan oleh Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, bahwa apapun varian virusnya, masyarakat diharapkan menerapkan 100% prokes dan melengkapi vaksinasi sebagai upaya pencegahan.

Baca Juga: KABAR GEMBIRA, Pertahanan Persib Bandung Semakin Kuat Saat hadapi Persebaya Surabaya Hari Ini

Windhu menjelaskan, Omicron memunculkan gejala yang kurang lebih sama, yakni seperti influenza pada umumnya, yang membedakan adalah tempat mutasinya.

Cara penularan juga tidak jauh berbeda, yaitu melalui droplet dan bisa sebagai airborne (penyakit yang menyebar lewat udara) di tempat tertutup. Selama masih terjadi penularan, ujarnya, maka mutasi akan selalu dapat terjadi.

“Jadi prokes tetap nomor satu untuk mencegah tertular atau menulari orang lain, dan mencegah terjadinya mutasi baru,” tandas Windhu, “kalau ingin mencegah mutasi, jangan sampai terjadi transmisi,” lanjutnya.

Baca Juga: Pemkab Indramayu Salurkan Bantuan di 3 Kecamatan Terdampak

Terkait percepatan vaksinasi, ia meminta masyarakat tidak pilih-pilih vaksin atau bahkan menolak vaksin. Sebab, ujarnya, vaksin memberikan perlindungan ketika kita terpapar virus, agar tidak sakit berat bahkan risiko yang lebih buruk lainnya. “Kalau bisa 100% vaksinasi dosis lengkap, kita akan lebih aman,” tandas Windhu.

Apabila upaya-upaya tersebut dapat berlangsung baik, Windhu mengatakan cukup optimis dengan situasi pandemi saat ini, di mana Indonesia sedang dalam proses. “Endemi adalah sasaran antara, goal kita adalah terkendalinya COVID-19 sehingga nyaris nol (kasus),” tuturnya.

Kesempatan yang sama, Deputi Eksternal Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, Makhyan Jibril menambahkan bahwa selain prokes dan vaksinasi, sangat penting untuk membiasakan hidup sehat, agar seandainya terpapar virus, kita dapat terhindar dari sakit berat.

Baca Juga: Hal yang Perlu Kamu Ketahui Terkait Varian Omicron, Simak Berikut Ini

Ia menjelaskan bahwa virus COVID-19 memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa dan penelitian masih terus dilakukan pada varian Omicron, termasuk tentang kemampuan virus tersebut menghindari sistem imun manusia.

Sembari menunggu, masyarakat diharapkan terus menjalankan ikhtiar guna perlindungan kesehatan.

Jibril menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan upaya-upaya tersebut, sehingga komunikasi dan edukasi harus selalu digencarkan melalui berbagai cara.

Baca Juga: KETAHUI! Masuk Kota Cirebon Kendaraan Bukan Leter E Diperiksa Kartu Vaksin, Ini Detil Penyekatan Saat Nataru

“Pendekatan berbasis kultural dan komunitas juga harus dilakukan untuk vaksinasi dan prokes,” lanjutnya.

Menghadapi ancaman varian virus baru, Jibril meminta masyarakat jangan panik, sebaiknya bertindak rasional dengan cara menerapkan prokes serta melengkapi vaksinasi, khususnya
percepatan vaksinasi lansia.

Ujian terbesar new normal, dikatakan Jibril, adalah akhir tahun ini. “Kalau kita bisa melewati ujian ini, semoga situasi terkendali ini bisa dipertahankan,” tuturnya.***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler