China Diprediksi Geser AS Sebagai Negara Ekonomi Terbesar Pada 2028

- 27 Desember 2020, 09:00 WIB
ilustrasi china
ilustrasi china /PIXABAY/SILENTPILOT

PORTAL MAJALENGKA - China diprediksi akan menggeser Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan perekonomian terbesar dunia pada tahun 2028 --lima tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya, akibat pemulihan dari pandemi yang kontras antara kedua negara.

"Selama ini, tema yang menyeluruh dari perekonomian global adalah perebutan ekonomi dan kekuatan lunak (soft power) antara Amerika Serikat dan China," kata Centre for Economics and Business Research (CEBR) dalam laporan tahunan yang dipublikasikan pada Sabtu.

"Pandemi Covid-19 dan kejatuhan ekonomi yang muncul bersamaan telah membawa persaingan ini ke arah keuntungan bagi China," tulis lembaga kajian yang berbasis di Inggris tersebut.

Baca Juga: Viral, Pria Ini Mudik dari Aceh Menuju Majalengka dengan Mengayuh Sepeda

CEBR menyebut bahwa "pengelolaan pandemi yang terampil" oleh China, yakni dengan karantina wilayah ketat sejak awal, serta pukulan terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang di Barat, membuat performa ekonomi China secara relatif telah meningkat.

China menargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5,7 persen per tahun pada 2021 hingga 2025, kemudian turun menjadi 4,5 persen per tahun dari 2026 hingga 2030.

Sementara, AS nampaknya akan mengalami rebound ekonomi pascapandemi pada 2021. Pertumbuhannya diprediksi melambat ke 1,9 persen per tahun dalam masa 2022 hingga 2024, lalu 1,6 persen setelahnya.

Baca Juga: 1.447 Pasien Covid-19 di Garut Masih Jalani Isolasi

Di sisi lain, Jepang disebut akan tetap berada di posisi ketiga ekonomi terbesar dunia, dalam penggunaan dolar, hingga awal 2030-an --ketika nanti negara itu disusul oleh India, yang juga menekan Jerman ke posisi lima dari sebelumnya, empat.

Sedangkan Inggris Raya, yang saat ini berada di posisi ke lima terbesar berdasarkan hitungan CEBR, akan turun juga ke posisi enam pada 2024.

Namun, kendati terpukul pada 2021 akibat keluarnya Inggris dari pasar Uni Eropa, PDB (produk domestik bruto) negara itu dalam dolar diprediksi akan lebih tinggi sebesar 23 persen dibandingkan Prancis di 2035 --yang terbantu oleh kepemimpinan Inggris dalam ekonomi digital.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Anak Sampai 11 Persen, Ketua Komisi X Minta Kaji Ulang Pembelajaran Tatap Muka

Tahun 2020 ini, Eropa menyumbang 19 persen pada 10 besar ekonomi global, dan angka tersebut akan menyusut menjadi 12 persen pada 2035, atau lebih rendah lagi jika terdapat perpecahan yang tajam antara Uni Eropa dan Inggris, kata CEBR.

CEBR juga menyebut bahwa dampak pandemi terhadap ekonomi global akan cenderung ditunjukkan dengan inflasi yang lebih tinggi, bukan pertumbuhan yang melambat.

"Kami melihat sebuah siklus ekonomi dengan peningkatan suku bunga di pertengahan 2020-an," kata CEBR.

Baca Juga: Prof Dr Rudy: Mahasiswa Harus Kreatif dan Mampu Pecahkan Masalah

Lembaga itu memperingatkan tantangan bagi pemerintahan yang berutang besar-besar untuk mendanai respons terhadap krisis akibat Covid-19.

"Namun kecenderungan utama yang dipicu dalam titik ini adalah dunia yang lebih ramah lingkungan dan lebih berdasarkan pada teknologi, seiring dengan langkah menuju 2030-an," kata CEBR.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x