Tidak ada yang buruk pada keputusan Tuhan, buruk itu hanya karena keterbatasan pandangan dan pengetahuan manusia. Pasti ada pesan yang tersembunyi di balik semua keputusan Tuhan, dan ada hikmahnya blessing in disguise. Termasuk kematian adalah proses penyucian diri untuk kembali kepada zat yang suci.
Baca Juga: Menggiurkan! Polisi Tangkap Kurir Narkoba Lintas Negara dengan Bayaran Rp 50 Juta
Kematian sebagai Penyucian
Ibn al-Qayyim al-Jauzi sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat pada pembahasan tentang bab taubat, bercerita tentang at-tamhish (proses pembersihan atau pemutihan), yang mencerminkan kasih sayang Allah SWT.
Jadi, dulu kita berasal dari Allah dalam keadaan suci, kemudian kembali kepada Allah mestinya dalam keadaan suci pula. Sebagaimana anak-anak yang meninggalkan rumah setelah mandi, kita bermain-main di halaman dunia ini.
Ketika kita balik ke rumah, kita dalam keadaan carut-marut dan penuh debu. Kotoran itu membuat gatal sekujur tubuh kita dan kuman-kuman melekat di tubuh kecuali kalau kita mau mandi, membersihkan diri.
Baca Juga: Pemerintah akan Lakukan Impor Beras, Anggota DPR: Ini Akan Menyakiti Hati Petani
Allah yang Maha Kasih Sayang juga tidak mau menerima kita, sebelum kita kembali dalam keadaan suci.
Al-Quran menegaskan “Aku akan hidupkan kamu sebagaimana dulu Aku hidupkan”. Sebagaimana kita adatang dari sisi Allah SWT dalam keadaan suci, kita seharusnya kembali ke hadiratNya dalam keadaan suci pula.
Di sini pentingnya kita bertaubat, berbuat baik dan beramal shalih sebagai bekal kembali kepada Allah SWT. Sebab amal ini juga yang akan mengejawantah dalam wujudnya di hari kiamat nanti.