Kapitalisme : Lahirkan Kemiskinan dan Kesengsaraan bagi Rakyat

- 5 Januari 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi Demokrasi
Ilustrasi Demokrasi /

Peristiwa kasus pembunuhan tersebut dilakukan di saat sang suami sedang pergi untuk memberikan hak suaranya dalam memilih kepemimpinan yang baru, dengan harapan ada perubahan yang akan terjadi nanti. Namun harapan itu hanyalah sebuah harapan. Justru dia kini harus kehilangan ketiga buah hatinya yang tewas di tangan istrinya.

Sungguh ironis. Negeri yang selalu bergonti-ganti pemimpin ini namun justru selalu saja tidak mampu memberikan perubahan yang baik bagi rakyatnya. Sebaliknya pergantian pemimpin hanyalah menambah masalah demi masalah saja.

Bagaimana tidak, hal itu telah merubah seorang ibu yang sejatinya adalah sosok wanita yang penuh kelembutan, kasih sayang, dan sangat mencintai keluarganya.

Baca Juga: Sebanyak 41.633 Petani di Kabupaten Bogor Peroleh Kartu Tani

Ia rela berkorban apa saja demi anak-anaknya. Sehingga sangat benar jika ada ungkapan "Kasih sayang ibu sepanjang masa, kasih sayang anak sepanjang galah." Begitulah limpahan cinta ibu yang tak ternilai luasnya.

Namun kenyataannya kini sosok ibu seolah berubah menjadi monster yang menakutkan. Hatinya menjadi keras dan kaku. Lenyap perasaan cinta dan kelembutan kepada buah hatinya. Semua itu terjadi karena kerasnya kehidupan yang harus mereka hadapi.

Hal itulah yang menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya kasus pembunuhan yang dilakukan oleh para orangtua, khususnya ibu karena himpitan ekonomi.

Baca Juga: Jika Pilkada Serentak Dimajukan ke 2022, KPUD Majalengka Sudah Anggarkan Rp121 Miliar

Seperti susahnya mencari pekerjaan, persaingan dunia kerja, tidak mempunyai keahlian khusus, dan rendahnya tingkat pendidikan. Ditambah saat ini pandemi belum berakhir. Rakyat dituntut untuk selalu di rumah, sedangkan dapur harus selalu nyala, anak-anak memerlukan makanan dan minuman yang sehat dan bergizi.

Sedangkan harga-harga kebutuhan semakin mahal. Bansos yang disediakan pemerintah juga tidak seutuhnya dapat dinikmati oleh rakyat. Malah tega dikurangi oleh pejabat negeri. Lalu siapakah yang salah, mengapa harus rakyat yang menjadi korban?

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah