Dilematis Sekolah Tatap Muka

- 27 November 2020, 05:44 WIB
Ilustrasi sekolah dibuka kembali, Sekolah Tatap Muka Dimulai Tahun Depan, Beberapa Hal Ini Perlu Dipertimbangkan Pemerintah Daerah
Ilustrasi sekolah dibuka kembali, Sekolah Tatap Muka Dimulai Tahun Depan, Beberapa Hal Ini Perlu Dipertimbangkan Pemerintah Daerah /instagram.com/@@kemdikbud.ri

Oleh : Thaqiyuna Dewi

Rencana pemerintah membuka sekolah untuk pembelajaran tatap muka 2021 ditengah pandemi, mendapat dukungan dari Ketua DPR RI Komisi X, dengan syarat memakai protokol kesehatan yang ketat.

Sekolah tatap muka dinilai menjadi kebutuhan terutama di daerah-daerah yang tidak dapat menerapkan secara efektif pola pembelajaran jarak jauh (PJJ) disebabkan minimnya sarana dan prasarana seperti tidak adanya gawai bagi siswa maupun akses internet yang tidak merata.

Bahkan dari mereka ada yang harus putus sekolah karena tidak punya biaya dan terpaksa membantu ekonomi keluarga.

Baca Juga: Belum Tetapkan Tersangka Kasus Pelanggaran Prokes di Petamburan, Ini Kendala Polisi

Padahal untuk menerapkan protokol kesehatan, banyak sekolah yang belum siap melaksanakannya.

Jangankan untuk pelaksanaan protokol kesehatan, untuk pengadaan toilet saja banyak sekolah di daerah yang belum memilikinya, sehingga pembelajaran sekolah tatap muka dengan protokol kesehatan, akan memunculkan masalah baru.

Banyaknya masalah dalam sistem pendidikan kita saat ini, baik sebelum pandemi maupun saat pandemi, salah satunya terkait layanan pendidikan yang minim dan kurang berkualitas, baik dari aspek sarana-prasarana, maupun kurikulum dan tenaga pengajar, apalagi di masa Pandemi yang menunjukkan lemahnya tata urus rezim terhadap dunia pendidikan.

Baca Juga: Segera Cek Link Berikut! Hingga Juni 2021, 9 Juta KK Dapat BST Rp 300 Ribu

Hal ini merupakan akibat dari mengikuti resep dari sistem kapitalisme yang hanya berorientasi pada materi dan keuntungan saja, yang jelas-jelas gagal dalam menangani wabah.

Padahal jika pemerintah melakukan lockdown dari awal dan lebih mengutamakan nyawa daripada ekonomi, maka hal seperti ini tidak terjadi.

Disatu sisi orangtua dilema dengan pembelajaran jarak jauh yang jauh dari efektif dan banyak kendala, namun disisi lain mereka khawatir terhadap penularan virus Corona.

Baca Juga: Pemerintah Beri Bantuan APB Rp 1 Juta Per Orang, Segera Cek NIK KTP di Link Ini

Sangat berbeda dengan penanganan Islam saat terjadi wabah, maka masyarakat yang sehat dan sakit dari awal akan dipisahkan, tentu karantina akan efektif dilakukan pada masyarakat yang terkena wabah.

Sedangkan pada masyarakat yang sehat dan berada pada zona aman, mereka tetap aktif beraktivitas, termasuk dalam pendidikan yang berjalan sebagaimana mestinya.

Negara akan berupaya memenuhi semua keperluan, baik sarana dan prasarana yang diperlukan secara gratis.

Baca Juga: Buat Vlog Kisah Perjuanganku Bisa Dapat Rp 40 Juta dari Kartu Prakerja

Serta berupaya keras agar penyakit yang berada di wilayah sumber awal, tidak meluas ke daerah lain sebagai penjagaan terhadap jiwa.

Rasulullah saw bersabda "Hancurnya dunia lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang Muslim tanpa haq." (HR. an-Nasa'i dan at-Tirmidzi), Wallahuallam bishawab.***

 

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah