Literasi Di Ujung Tanduk

30 Desember 2020, 05:00 WIB
Desi Nurjanah /

Oleh : Desi Nurjanah, S.Si

Indeks literasi Jawa Barat di masa pandemi mengalami penurunan. Penelitian sebanyak 4.799 reponden di 27 Kabupaten/Kota pada September-November berada di angka 61,49 atau kategori cukup.

Terdapat beberapa faktor terjadinya penurunan indeks baca yaitu tersedianya bahan bacaan yang memadai, mudah ditemukannya bahan bacaan, terpenuhinya keinginan, kebutuhan pembaca, variasi bahan dan sumber informasi.

Akan tetapi, pada masa pandemi ini banyak perpustakaan tutup (prfmnews.pikiran-rakyat.com, 19/12/2020).

Baca Juga: Pemkot Sukabumi Berikan Opsi Penambahan Ruang Isolasi Pasien Covid-19

Minat baca masyarakat Indonesia memang masih rendah karena berbagai faktor seperti kesadaran masyarakat, fasilitas dan penggunaan output literasi bagi masyarakat serta negara.

Sehingga menjadi hal wajar jika indeks literasi warga Indonesia secara umum dan Jawa Barat khususnya masih terbilang rendah.

Maka, bukan menjadi sebuah tolok ukur jika fasilitas memadai serta terpenuhi mampu meningkatkan indeks literasi.

Baca Juga: Warga Karawang yang Meninggal Akibat Covid-19 Capai 200 Orang

Karena, hal terpenting adalah kesadaran masyarakat atas pentingnya literasi. Apalagi jika fasilitas tidak memadai dan minimnya kesadaran masyarakat atas literasi, maka indeks literasi akan tetap rendah ditambah dengan adanya pandemic banyak perpustakaan tutup.

Hal ini berbeda ketika aturan Islam diterapkan dalam sebuah institusi bernama Khilafah yang mampu bertahan dan memimpin dunia hingga lebih dari 13 abad menjadikan indeks baca masyarakat sangat meningkat.

Beberapa bukti nyata banyaknya para mujtahid masalah dan mujtahid mutlak yang mampu menggali hukum-hukum Islam untuk suatu permasalahan yang belum ada hukumnya menjadi dapat diketahui hukumnya seperti tafsir Ibnu Katsir, tafsir Bukhari Muslim dll.

Baca Juga: Rumah Sakit Rujukan Penuh, 493 Pasien Covid-19 di Karawang Dirawat di Hotel

Hal ini merupakan capaian terbesar karena masyarakat tidak hanya didukung untuk rajin membaca, akan tetapi mampu menghasilkan suatu hukum dari proses pengkajian ilmu baik tsaqofah Islam ataupun ilmu pengetahuan.

Dari sini dapat terlihat bahwa masyarakat sangat produktif dalam membaca dan membuat buku-buku.

Karena pada masa Islam diterapkan, seluruh masyarakat yang mampu menghasilkan suatu karya berupa buku akan ditimbang dan diganti/dibeli oleh negara dengan emas seberat buku tersebut.

Baca Juga: Pria Pemeran Video Asusila 19 Detik Bersama Gisel Itu Michael Yukinobu Defretes

Sehingga masyarakat berlomba-lomba bahkan terpacu untuk berkarya menghasilkan berbagai literasi.

Hal ini dapat dilihat dari sejarah saat Baghdad menjadi ibu kota Khilafah kemudian diserang oleh bangsa Mongol yang pertama dihancurkan adalah perpustakaan terbesar dan terlengkap di dunia yang kemudian dibakar dan dihanyutkan ke Laut Hitam.

Pemberian nama Laut Hitam karena tinta yang terdapat pada buku bercampur dengan air laut sehingga laut menjadi hitam oleh tinta.

Baca Juga: Pemkab Sukabumi Pastikan Pemekaran Kabupaten Sukabumi Terwujud

Maka, jika ingin menaikkan indeks baca masyarakat harus lahir dari kesadaran masyarakat yang didukung penuh oleh negara.***

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler