PORTAL MAJALENGKA- Sebagian masyarakat di Kabupaten Majalengka masih melakukan ritual acara menyambut Rebo Wekasan pada bulan safar dengan membuat kue apem.
Bahkan di beberapa Desa di kabupaten Majalengka masih ada tradisi ukur bayi dengan kue apem.
Menurut salah seorang tokoh di kecamatan Jatitujuh, Abah Atim menyebutkan, bayi yang baru lahir diukur dengan menggunakan kue apem.
Baca Juga: Lagi, Kasus Terkonfirmasi Positif Covid 19 di Kabupaten Majalengka Bertambah 13 Kasus
Nantinya mengukur badan bayi itu dengan apem, lalu orang tuanya melakukan acara saweran dan membagikan apem kepada para tetangga dan kerabat siang harinya.
Menurutnya, tradisi ukur dengan apem memang sudah mulai jarang dilakukan warga, tapi sebagian masyarakat masih melakukan tradisi dari para leluhur tersebut.
Penuturan para sesepuh, kata Abah Atim, apem merupakan makanan tradisional.
Baca Juga: Sebanyak 162 Pondok Pesantren di Majalengka dapat Bantuan Operasional dari Kementrian Agama RI
Di bulan Safar, makanan ini sering diperoleh kiriman dari orang-orang terdekat.