Selain itu, kue putih agak kecokelakatanatau putih polos dan cukup kenyal ini dimaknai sebagai penolak bala oleh masyarakat Kota angin ini.
"Secara garis besar, makna filosofi kue apem di kalangan masyarakat itu sama. Termasuk orang-orang Majalengka khususnya desa Kaputren yang memiliki tradisi apeman. Cara pembuatannya pun sama. Maknanya juga hampir sama, menunjukkan adanya tali silaturahmi karena nantinya juga dibagikan kepada tetangga dan masyarakat," tandasnya.***