Ketika bis melintasi daerah hutan jati Cipaku (sekarang sekitar terminal Cideres) ada beberapa penumpang melemparkan selembar uang kertas atau sekeping uang logam ke arah hutan.
Tradisi lempar uang tersebut diyakini sebagai alat untuk mencegah marabahaya karena pada waktu itu muncul keyakinan kalau tidak melempar uang maka dikhawatirkan perjalanan tidak akan mulus atau akan mengalami kecelakaan.
Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, mitos itu lambat laun sirna. Kini tidak ada lagi tradisi lempar uang di kawasan hutan jati tersebut.
Nama Desa Cipaku sebenarnya merupakan frasa yang berasal dari tiga kata. Cideres, Pancurendang, dan sekarang merupakan Blok Cideres, Babakan Pancurendang.
Desa Cipaku adalah desa yang paling tertinggal di antara 7 desa di wilayah Kecamatan Kadipaten.
Selain jumlah penduduknya yang hanya tak lebih dari 2.000 jiwa, sarana dan prasarananya pun masih terbilang sangat terbatas.(Yoyo Subagio)
Catatan kaki : 1) Teluh Jampe menjadi cikal bakal nama Blok Teluk Jambe di Desa Kadipaten.