Dari Nama Babakan Sinom Menjadi Desa Babakan Anyar

- 24 Agustus 2020, 10:18 WIB
ILUSTRASI Desa Wonorejo, Kalimantan Selatan. *
ILUSTRASI Desa Wonorejo, Kalimantan Selatan. * /PIXABAY/

Lalu para aulia yang terdiri atas Mbah Ki Buyut Bungsu, Mbah Buyut Bekel, dan Mbah Buyut Sarjiah bermufakat di sini.

Warga Jatiraga akhirnya sembuh dari wabah tersebut atas pengobatan Mbah Buyut Bungsu. Mbah Buyut Bungsu yang merupakan orang pertama penganut Islam di Kadipaten diriwayatkan memiliki kekuatan magis.

Ia diberi kekuatan mampu terbang dengan menggunakan "barangbang kalapa". Barangbang kalapa adalah dahan pohon kelapa yang sudah mengering.

Mbah Buyut Bungsu selalu bepergian ke Cirebon menggunakan barangbang kelapa. Ia mampu terbang dengan menggunakan mantra bismillahirrahmanirrahim.

Ada perbedaan pengucapan lafadz basmalah tersebut. Lafadz basmalah yang baku digunakan adalah bismillahirahmanirrahim.

Menurut A. Budiman, Mbah Buyut Bungsu memang menggunakan lafadz basmalah yang berbeda untuk mantranya.

Mbah Buyut Bungsu juga dikenal sebagai orang yang membabak atau merintis lahirnya kota Kadipaten.

Ia membabak hutan untuk dijadikan lahan permukiman. Mbah Buyut Sawala berjasa menyebarkan ajaran agama Islam di wilayah Kadipaten yang waktu itu meliputi daerah Kadipaten, Panyingkiran, Kertajati, dan Dawuan.

Sebagai penghormatan, setelah wafat Mbah Buyut Bungsu dimakamkan persis di tempat ia terbiasa duduk bermusyawarah.

Ia diberi nama kehormatan Ki Buyut Sawala yang artinya ahli mufakat. Kini nama Sawala diabadikan menjadi nama taman makam Sawala, dan gedung DPRD "BHINEKA YUDHA SAWALA".

Sawala menjadi nama yang sakral di kalangan masyarakat Majalengka. Sawala mengandung nilai yang amat penting.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah