Baca Juga: Pelarian Patih Yudipati, dan Asal Mula Desa Balida Kecamatan Dawuan
Ko Pek Lan melakukan kongsi dengan koleganya Eng Kit mengatur perdagangan di Pasanggrahan.
Kekuatan ekonominya mengalahkan kekuatan Belanda dalam mengendalikan alur bisnis produksi gula.
Maka Ko Pek Lan hadir sebagai pengusaha yang memberikan suntikan dana untuk pabrik gula.
Transaksi perdagangan pada waktu itu tidak menggunakan uang goeng atau uang logam tapi uang kertas.
Kota Pasanggrahan akhirnya dikuasai oleh warga Tionghoa pendatang. Mereka jadi penguasa ekonomi, sementara warga desa menempati Blok Dayeuh Tarikolot.
Baca Juga: Dari Kemitraan Tebu, Bumdes Pandawa Pilangsari Raup Untung
Oleh karena terjadinya perubahan struktur geologi tanah, akhirnya kota Pasanggrahan terendam. Seluruh warga kota Pasanggrahan mengungsi.
Begitu pun dengan warga Dayeuh Tarikolot yang sama-sama terkena imbas luapan air sungai terpaksa mengungsi.
Mereka membuka lahan baru untuk permukiman, yaitu Babakan Baru atau tempat permukiman baru.
Mereka menempati kampung baru Babakan Sinom. Babakan Sinom memiliki warga baru dengan jumlah banyak.