Sementara komponen yang kelima atau yang terakhir adanya peran serta partisipasi aktif semua pihak.
Lili lebih rinci menjelaskan masing-masing komponen penting tersebut. Dalam penjelasan komponen pertama yakni adanya kesesuaian dengan kebutuhan siswa, menurutnya kalau mampu di implementasi dengan kebutuhan siswa pasti akan signifikan.
Ia mengatakan dibandingkan kurikulum sebelumnya jelas sangat berbeda, karena kurikulum Merdeka Belajar dapat mengakomodir potensi yang ada untuk menyiapkan proses pengalaman belajar siswa yang sesuai potensinya yang beragam.
“Sesuai kebutuhan atau kemampuan siswa itu adalah potensi yang berbeda dari peserta didik. Rendah, menengah dan tinggi semua harus difasilitasi oleh guru. Sehingga siswa yang tidak mampu menyesuaikan kemampuannya,” terangnya
Tenaga pendidik, lanjut Lili, harus mampu menyiapkan alat belajarnya, termasuk kepala sekolah harus membuat kebijakan. Kalau tidak membuat kebijakan maka akan seperti tahun sebelumnya.
Pada penjelasan komponen kedua, peserta didik memiliki kompetensi komunikasi kolaborasi kreatif dan pemikiran kritis, menurut Lili hal itu penting untuk disiapkan.
Kabid Kurtendik juga menambahkan, siswa yang memiliki keterampilan akan mampu mengenal daya nalarnya, daya kritisnya dalam menghadapi tantangan dengan menyesuaikan model-model pembelajaran seperti proyek pembelajaran berbasis. Dan hal seperti itu dapat memberikan tantangan peserta didik supaya terlatih.
Baca Juga: MASIH Ada Kekurangan, Kurikulum Merdeka Perlu Terus Dievaluasi
Sedangkan komponen Ketiga, menurut Lili perlu didukung oleh sumber daya sarana prasana, perangkat teknologi, terutama adalah gurunya yang kompeten.