IDI: Kepercayaan terhadap Vaksin Jangan Berdasarkan Merek atau Basis Negara

- 11 Januari 2021, 05:00 WIB
Ketua PB IDI Daeng M Faqih (kedua kiri) menyatakan dokter-dokter IDI siap menjadi yang pertama menjalani vaksinasi Covid-19 saat konferensi pers di kantor PB IDI Jakarta, Senin 14 Desember 2020
Ketua PB IDI Daeng M Faqih (kedua kiri) menyatakan dokter-dokter IDI siap menjadi yang pertama menjalani vaksinasi Covid-19 saat konferensi pers di kantor PB IDI Jakarta, Senin 14 Desember 2020 /Tangkapan layar

“Tujuan akhirnya adalah menyadarkan dokter untuk ikut divaksinasi pada tahap pertama. Selain itu, ketika saat pelaksanaan vaksinasi di masyarakat nanti, tenaga kesehatan bisa ikut berpartisipasi untuk menyukseskannya,” jelas dr Daeng.

Para tenaga kesehatan sendiri sudah sangat memahami mengenai pentingnya vaksinasi karena  mereka terbiasa melakukan pelayanan vaksinasi sehari-hari hingga ke puskesmas.

Baca Juga: Jangan Percaya Informasi Vaksin Covid-19 Bisa Menyebabkan Kemandulan

“Oleh karena itu, tenaga kesehatan seharusnya tidak perlu mempermasalahkan vaksinasi. Koridor yang perlu dijaga adalah keamanan dan efektivitasnya dan itu akan dijawab oleh hasil laporan uji klinik yang dilakukan serta izin penggunaan darurat yang akan dikeluarkan Badan POM,” tambah dr Daeng.

Sementara itu, masyarakat dihimbau agar kepercayaan terhadap vaksin tidak berdasarkan merek atau basis negara, tapi harus berdasarkan aspek ilmiah.

“Jadi vaksin tersebut sudah dijamin keamanan dan efektivitasnya dari mana pun asal dan mereknya,” terang dr Daeng lebih lanjut.

Baca Juga: Berlari dan Bersepeda Baik untuk Kesehatan, Mana yang Lebih Baik untuk Menurunkan Berat Badan?

Selain itu, terkait halal haram vaksin Covid-19 diakui dr Daeng sebagai salah satu faktor penting agar vaksin mudah diterima masyarakat.

“Hal ini sangat berpengaruh apalagi masyarakat Indonesia termasuk dokter itu mayoritasnya beragama Islam sehingga penjelasan tentang kehalalan itu penting sekali. Jumat lalu (8/1), Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan bahwa vaksin Sinovac hukumnya suci dan halal, jadi sudah jelas,” papar dr Daeng.

dr Daeng juga meyakini, ada dua strategi prinsip untuk menangani Covid-19. Pertama, poin penanggulangannya berada pada menekan kecepatan penularannya. Strateginya yakni, orang yang sudah terinfeksi harus cepat ditemukan agar cepat dilokalisir penularannya.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah