Akibat Covid-19 Pengangguran Bertambah 2,56 Juta Orang, Begini Tanggapan Sri Mulyani

- 23 November 2020, 22:00 WIB
Menkeu, Sri Mulyani menjelaskan mengenai Financial track untuk mendukung pemulihan ekonomi menghadapi Covid-19
Menkeu, Sri Mulyani menjelaskan mengenai Financial track untuk mendukung pemulihan ekonomi menghadapi Covid-19 /kemenkeu.go.id/BPMI Setpres

PORTAL MAJALENGKA- Kabar mengejutkan datang dari Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. ia menyatakan adanya peningkatan terhadap jumlah pengangguran di Indonesia dengan jumlah yang signifikan, akibat pandemi Covid-19.

Angka tingkat pengangguran saat ini cukup tinggi dibandingkan sebelum terjadinya pandemi Covid-19.

Keadaan tersebut cukup memprihatinkan dan perlu perhatian serius dari pemerintah. 

Baca Juga: Selama Pandemi Banyak Janda dan Duda Baru, Begini Tanggapan Kemenag

Jumlah pengangguran meningkat sebanyak 2,67 juta orang, dari 7,1 juta menjadi 9,77 juta orang, atau dari 5,23 persen ke 7,07 persen.

Informasi tersebut disampaikan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) KITA di Jakarta, Senin, 23 November 2020.

Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat.com dalam artikel: Pengangguran Bertambah 2,67 Juta Orang, Sri Mulyani: Ini Tantangan yang Harus Kita Selesaikan “Tingkat pengangguran ini, kalau kita lihat tambahan pengangguran akibat adanya Covid-19 adalah 2,67 juta orang,” tuturnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Baca Juga: Keren, Kapolda Metro Jaya Fadil Imran Ternyata Penulis Buku

Sri Mulyani Indrawati menuturkan bahwa selama periode Agustus 2019 sampai Agustus 2020, juga terdapat tambahan angkatan kerja baru sebanyak 2,36 juta orang.

Kemudian terjadi penurunan sebanyak 0,31 juta lapangan kerja karena Covid-19.


Sri Mulyani Indrawati merinci dari 29,12 juta angkatan kerja yang terdampak Covid-19, sebanyak 2,56 juta orang merupakan pengangguran.

Kemudian sebanyak 0,7 juta orang bukan angkatan kerja, 1,77 juta orang sementara tidak bekerja, dan 24 juta orang bekerja tetapi dengan jam yang lebih rendah.

Baca Juga: Alhamdulillah, Harga Pertalite Turun Rp1.200 Per Liter Berlaku Juga di Ciayumajakuning

“Jadi tentu ini akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka, ini tantangan yang harus kita selesaikan,” ujar Sri Mulyani Indrawati.


Dia menjelaskan bahwa bertambahnya jumlah pengangguran, berimplikasi pada berkurangnya tingkat kesejahteraan masyarakat yang sebetulnya mencapai 10,96 persen.

Tetapi dengan adanya bantuan sosial (Bansos), maka kurangnya tingkat kesejahteraan itu berkurang menjadi 9,69 persen.

Baca Juga: Waspada Kasus Covid-19 Indonesia Capai 502.110, Peringkat 4 Tertinggi di Asia

“Adanya perlindungan sosial, maka kita bisa menurunkan dampak buruk dari yang seharusnya 10,96 persen menjadi 9,69 persen. Ini lebih rendah 1,5 persen, itu suatu angka yang cukup signifikan,” ujar Sri Mulyani Indrawati.

Tidak hanya itu, dia menyebutkan bahwa tingkat kesejahteraan yang menurun juga tercermin dari banyaknya masyarakat yang saat ini beralih dari sektor formal ke informal, yakni dari 44,12 persen turun ke 39,53 persen.

“Mereka kemudian menjadi pekerja di sektor informal, sehingga pekerja di sektor informal naik dari 55,8 persen menjadi 60,4 persen,” kata Sri Mulyani Indrawati.***(Eka Alisa Putri/PikiranRakyat.com)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Rasyid

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x