Kutil Hidupkan AMRI di Tegal, Organisasi Bawahan PKI Untuk Lancarkan Gerakan Antiswapraja

11 September 2022, 08:30 WIB
Ilustrasi. Kutil Hidupkan AMRI di Tegal, Organisasi Bawahan PKI Untuk Lancarkan Gerakan Antiswapraja /

PORTAL MAJALENGKA - PKI atau Partai Komunis Indonesia menjadi salah satu partai dengan pendukung terbanyak ke 4 pada Pemilu tahun 1955.

Tentu saja hal ini didasari dari ketertarikan rakyat atas seruan PKI yang anti kolonial dan berpihak pada rakyat miskin.

Kutil sebagai aktivis PKI di Tegal, Pekalongan, dan Brebes tentu saja mengerahkan tenaganya agar tercapai membuat Negara Komunis.

Baca Juga: Drama di Penghujung Laga, Inter Milan Sukses Tumbangkan Torino 1-0

Dilansir dari buku "Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI," karya Anab Afifi dan Thowaf Zuharon, Kutil mampu menghidupkan AMRI.

Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) dihidupkan Kutil setelah adanya instruksi dari Tan Malaka kepada para pimpinan PKI di daerah-daerah untuk melaksanakan gerakan Antiswapraja.

Gerakan antiswapraja ini adalah sebuah gerakan yang menghendaki pergantian semua unsur Pangreh Praja, seperti Lurah (Kepala Desa), Camat, Bupati, Wedana, hingga raja-raja Nusantara bersama keluarganya.

Baca Juga: Doa dari Mbah Moen Ini Mudahkan Ibu yang Mau Melahirkan

Hal ini didasari oleh paham komunis yang menyuarakan sama rata, sama rasa, artinya tidak ada lagi rakyat miskin karena orang-orang kaya diharuskan untuk memberikan tanahnya secara sukarela.

AMRI sendiri beranggotakan kaum tani, buruh, pedagang, penjual makanan, penjahit, tukang besi, dan penjual jamu.

Dalam mensukseskan gerakan antiswapraja ini, Kutil beserta AMRI tak segan untuk menyiksa, bahkan menghabisi nyawa seseorang.

Baca Juga: Makna Skor Hasil Ujian Kepekaan yang Viral di Tiktok, Berikut Link Docs Google Form dan Bocoran Soalnya

Dalam buku tersebut dijelaskan, bahwa siapa saja yang menentang Kutil untuk dapat menghidupkan komunisme di Tegal akan dihabisinya.

AMRI memiliki 2 markas besar, yang pertama adalah di Ujungrusi sebagai pertahanan, dan kedua di Talang sebagai markas pusat.

Tak habis akal, Kutil sebagai anak dengan pendidikan agama yang taat, ia mendekati kyai Makdum di Tegal yang dipercaya masyarakat dan terkenal dengan kekuatan magisnya.

Baca Juga: Tarif Ojek Online Naik Per 10 September 2022 Seiring Kenaikan Harga BBM Subsidi, Yuk Cek Daftar Tarifnya

Rupanya cara ini cukup berhasil, Kutil bahkan dianggap sebagai murid kyai Makdum, sehingga anggota AMRI semakin percaya bahwa ketika mereka melakukan aksi, mereka sudah terlindungi dengan kekuatan magis.

Kutil dengan pemikirannya berhasil melengserkan pejabat-pejabat lama dan menaruh orang-orang pilihannya di posisi tersebut.

Tidak sampai di situ, selain meruntuhkan pemerintahan yang ada, Kutil juga berhasil menyabotase perusahaan-perusahaan, gudang-gudang gula, dan padi.

Baca Juga: Segera Dibuka Pendaftaran Tamtama Polri 2022, Ini Persyaratan yang Perlu Dipersiapkan

Dengan strategi yang sedikit nyeleneh, Kutil mengganti para pejabat dengan para kyai, sehingga pemikiran rakyat pun menjadi bingung.

Namun itulah maksud dari Kutil, yakni untuk membingungkan rakyat, sehingga menambah kepercayaan, bahwa gerakan ini adalah gerakan mulia karena pengganti pejabat-pejabat terdahulu merupakan tokoh berpengaruh.

Sebagai contoh yang dituliskan di dalam buku yang sama, bahwa Kutil mengangkat kyai Abu Sudjai sebagai Bupati Tegal, kyai H. Satori sebagai Bupati Brebes, Supangat sebagai Bupati Pemalang, dan Sardjio sebagai Residen Pekalongan.

Baca Juga: Link Ujian Kepekaan, Tak Kalah Menarik dari Ujian Bucin dan Julid! Begini Cara Memainkannya

Tidak berhenti di situ, ia juga mengangkat Tjitrosatmoko sebagai Patih Kab.Tegal, Mardjono wakil ketua KNI sebagai Wedana Tegal, kyai H. Fachruri sebagai Wedana Slawi, dan kyai H.Mawardi sebagai Wedana Adiwerna.

Itulah sekilas tentang Kutil yang hidupkan AMRI di Tegal, Organisasi bawahan PKI Untuk Lancarkan Gerakan Antiswapraja.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Buku Kisah Nyata, Sejarah Banjir Darah para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI (2015) karya Anab Afifi dan Thowaf Zuharon

Tags

Terkini

Terpopuler